Nextren.com - Serangan Rusia ke Ukraina meski tampak lambat, namun militer Rusia mulai menunjukkan tajinya.
Memasuki hari ketujuh, Rabu (2/3), militer Rusia dikabarkan telah menguasai Kota Kherson, Ukraina Selatan.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, memberikan pernyataan yang disiarkan langsung di televisi, "Divisi Angkatan Bersenjata Rusia telah menguasai pusat Kherson di bawah kendali penuh."
Meski diklaim sudah dikuasai, layanan publik dan transportasi di Kherson disebut beroperasi seperti biasa.
"Kota ini tidak mengalami kekurangan makanan dan barang-barang penting," ujar Konashenkov, dilansir Channel News Asia.
Baca Juga: Nilai Uang Kripto Melonjak, Bakal Dipakai Rusia Untuk Hindari Sanksi Pemblokiran Transaksi?
Kini pembicaraan sedang berlangsung antara pasukan Rusia dan otoritas lokal untuk menjaga ketertiban, melindungi penduduk, dan menjaga agar layanan publik tetap berfungsi.
Klaim sebaliknya dinyatakan oleh Walikota Kherson, Igor Nikolayev, dalam sebuah postingan di Facebook dia menuliskan, "Kami masih Ukraina. Masih teguh".
Nikolayev mengklaim perlu menemukan cara untuk mengumpulkan mayat dalam serangan Rusia dan memulihkan listrik, gas, air, dan pemanas di tempat-tempat yang rusak.
Dilansir Channel News Asia, Nikolayev menyatakan bahwa jika tugas-tugas itu bisa diselesaikan hari ini, berarti mereka melakukan keajaiban, seakan menunjukkan betapa besarnya kerusakan yang terjadi.
Klaim Walikota Kherson itu bertentangan dengan klaim militer Rusia. Siapa yang benar sulit dibuktikan, karena dalam perang selain senjata juga ada perang urat syaraf dan propaganda.
Menurut Konashenkov, militer Rusia sudah merusak lebih dari 1.500 fasilitas militer di Ukraina.
Selain itu, Rusia juga mengklaim telah menghancurkan 58 pesawat, 46 drone, 472 tank dan kendaraan lapis baja Ukraina lainnya.
Baca Juga: TSMC Hentikan Pasokan Chipset ke Rusia, Ikuti Perintah Amerika Serikat
Selain Kherson, kota pelabuhan Mariupol di Tenggara Ukraina pada Rabu (2/3) juga sedang diserang terus-menerus oleh militer Rusia, sementara pihak Ukraina tidak bisa mengevakuasi mereka yang terluka.
Dalam siaran langsung di Ukrainian TV, Rabu (2/3), yang dilansir Reuters, Walikota Mariupol Vadym Boichenko, mengatakan, "Kami berjuang, kami tidak berhenti membela tanah air kami."