Nilai Uang Kripto Melonjak, Bakal Dipakai Rusia Untuk Hindari Sanksi Pemblokiran Transaksi?

Selasa, 01 Maret 2022 | 21:30
Kompas.com

Ilustrasi Mata uang kripto

Nextren.com - Perang Rusia dan Ukraina membuat pasar bergejolak, baik pasar keuangan, pasar saham, hingga pasar mata uang kripto.

Pergerakan harga mata uang kripto masih dibayangi situasi global utama yaitu perang antara Rusia dan Ukraina.

Hari ini, Selasa (1/3/2022), sebagian besar mata uang kripto berkapitalisasi nilainya naik alias menghijau.

Kenaikan mata uang kripto paling tinggi hari ini adalah Terra (LUNA).

Baca Juga: Rizky Billar dan Lesti Tertarik Bikin Token Kripto, Ikuti Jejak Anang?

Berikut ininilai kenaikan beberapa mata uang kripto utama:

Adapun uang kripto USDT dan USDC, termasuk golongan stable coin atau jenis mata uang kripto yang dibuat untuk menawarkan harga yang stabil terhadap dollar AS.

Direktur urusan kebijakan dan peraturan di Elliptic, David Carlisle, seperti dilansir Forbes mengatakan bahwa Rusia mungkin akan memakai cryptocurrency untuk menghindari sanksi, meskipun kemungkinan berhasilnya cukup kecil.

Saat ini banyak negara di dunia memberikan sanksi terhadap Rusia karena serangannya ke Ukraina, yaitu memblokir transaksi dari bank-bank Rusia.

Ternyata tak hanya transaksi mata uang biasa yang diblokir, namun juga transaksi mata uang kripto ke Rusia.

Baca Juga: Token Kripto Pengaruhi Ekonomi Indonesia? Ini Kata Ketum Aspakrindo

Meskipun pertukaran aset kripto di AS, Eropa, dan Asia akan menghentikan hampir semua transaksi dengan Rusia, masih ada beberapa alternatif untuk memfasilitasi aktivitas tersebut.

Misalnya layanan SUEX dan Chatex, tahun lalu telah memfasilitasi lebih dari 350 juta dollar AS transaksi kripto untuk para kriminal di Rusia.

Menurut Carlisle, Rusia akan melakukan upaya untuk menggunakan kripto dalam membantu meminimalkan dampak sanksi.

Namun salah satu pejabat keuangan sempat mengatakan, bahwa transaksi Rusia lewat mata uang kripto tidak perlu dikhawatirkan.

Pasalnya, jumlah uang yang harus ditransaksikan oleh pemerintah Rusia akan jauh lebih besar, yaitu transaksi perbankan senilai 1,4 triliun dollar AS.

Maka menurut Carlisle, tidak mungkin Rusia dapat menggunakan kripto sendirian untuk menghindari efek sanksi sepenuhnya.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto