Nextren.com- Penggunaan aplikasi kencan online seperti Tinder yang kian marak dipakai selama masa pandemi dilaporkan telah menjadi sumber modus kejahatan baru.
Peneliti keamanan siber mengungkap bahwa pengguna Tinder di iOS jadi incaran penipuan investasi kripto.
Dilansir dari TechRadar, Kamis (14/10), para peneliti yang menamakan diri sebagai Sophos menyebut bahwa penipuan berkedok investasi kripto itu pertama kali menargetkan masyarakat di wilayah Asia.
Namun kini modus tersebut sudah mulai meluas hingga ke bagian Amerika Serikat dan Eropa juga.
Baca Juga: Ini Ciri-Ciri Situs PeduliLindungi yang Asli, Awas Marak Penipuan!
Dalam keterangannya, disebutkan bahwa pelaku kejahatan tersebut telah berhasil meraup keuntungan hampir 1,4 juta USD atau setara dengan Rp 1,9 miliar.
Salah satu peneliti mengungkap bahwa jenis penipuan yang disebut CryptoRom itu mengandalkan kemampuan memanipulasi kondisi korban.
"Penipuan CryptoRom sangat bergantung pada rekayasa sosial di hampir setiap tahap," ucap peneliti senior di Sophos, Jagadeesh Chandraiah, dikutip dari TechRadar.
Ia turut menyebut kalau jika kondisi ini dibiarkan, ada potensi tindak penipuan berkedok investasi aset kripto yang bisa lebih para dari hari ini.
Lalu seperti apa proses penipuan investasi kripto yang mengintai pengguna Tinder di iOS?
Baca Juga: App Store Resmi Menghapus Aplikasi 'Tinder Bagi Anti-Vaksin'
Peneliti dari Sophos menjelaskan kalau penipuan investasi kripto dimulai dari bagaimana pelaku menggunakan foto profil palsu di Tinder.
Langkah tersebut dilakukan guna bisa menarik perhatian lawan jenis, sehingga dapat lebih mudah untuk mendapatkanmatch.
Setelah itu, korban akan dibujuk secara perlahan untuk menginstall aplikasi aset kripto palsu, buatan kelompok penjahat tersebut.
Baca Juga: Harga Bitcoin Anjlok Setelah China Resmi Larang Transaksi Mata Uang Kripto
Kemudian para oknum pun merayu korbannya agar melakukan investasi dengan nominal yang diinginkan.
Dan jika korban sudah masuk ke dalam perangkap, nantinya uang yang sudah dimasukkan ke dalam aplikasi kripto palsu itu tidak akan bisa ditarik.
Alhasil, korban akan secara langsung kehilangan uang yang dianggapnya sebagai investasi kripto.
"Hingga saat ini, para pelaku kriminial mendistribusikan aplikasi kripto palsu melalui situs web palsu yang menyerupai bank terpercaya atau Apple App Store," tutur Sophos, kembali mengutip TechRadar.
"Penambahan sistem pengembangan perusahaan iOS menimbulkan risiko lebih lanjut bagi para korban karena mereka dapat memberikan hak kepada pelaku atas perangkat mereka (korban) dan kemampuan untuk mencuri data pribadi mereka," lanjutnya.
Baca Juga: Curi Listrik Rp 82 Miliar, Penambang Bitcoin Ditangkap Ribuan Mesin Disita
Sampai saat ini Sophos juga mensinyalir kalau para penipu investasi aset kripto itu masih banyak beredar di sejumlah wilayah yang sudah disebutkan di awal.
So, waspadalah jika kamu adalah pengguna Tinder di iOS karena ada ancaman penipuan seperti yang sudah diteliti oleh Sophos mungkin saja bisa terjadi kepada dirimu.
(*)