Nextren.com - Dugaan bocornya data kartu vaksin Presiden Jokowi sempat meramaikan dunia maya beberapa hari lalu.
Diketahui bahwa sertifikat vaksin itu muncul di media sosial setelah ada netizen yang mendapatkan NIK milik Jokowi di internet.
Kasus ini pun langsung menarik perhatian terkait keamanan data pengguna di aplikasi PeduliLindungi.
Ardi Sutedja, selaku ketua sekaligus pendiri Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) menerangkan pendapatnya terhadap keamanan dari aplikasi PeduliLindungi.
Baca Juga: Tips Mengatasi Aplikasi PeduliLindungi Error Saat Memindai QR Code!
Ia menyebut bahwa sebenarnya tidak ada satu pun aplikasi yang memiliki keamanan terjamin hingga 100 persen.
"Semua aplikasi di PlayStore itu tidak ada aplikasi yang 100 persen aman," ungkapnya, dikutip dari Kompas, Rabu (8/9).
Namun ia menambahkan kalau sebenarnya hal itu bisa saja terjadi, ketika pengembang aplikasi peka dan perhatian dengan masukan yang disampaikan oleh masyarakat.
Dalam pernyataannya terkait kasus tersebarnya kartu vaksin Jokowi pun Ardi mengklaim kalau aplikasi PeduliLindungi memang sudah punya risiko kebocoran data sejak awal.
Alasan hal itu dikatakan karena melihat kondisi aplikasi lainnya yang pada umumnya memang memiiki kekurangan.
Kendati demikian, pihak ICSF mengaku sudah memberikan masukan dan solusi kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Baca Juga: Belum Vaksin Covid-19 Tidak Perlu Panik, Coba Daftar Lewat Link Ini
Pihak kementerian terkait diharuskan untuk melakukan penyempurnaan yang ada di aplikasi PeduliLindungi.
"Terus terang saja, masukan (ke Kemenkominfo) banyak, saya termasuk orang yang kritis dan sabar," tegas Ardi.
Oleh karena itu, pengembangan aplikasi dikatakannya sebagai hal yang tidak mudah.
Baca Juga: Kronologi Sertifikat Vaksin Jokowi Bocor, NIK Didapat dari Situs KPU?
Ardi turut meyakini kalau sebenarnya pemerintah ataupun pengembang aplikasi PeduliLindungi sudah melihat adanya keresahan masyarakat terhadap keamanan data.
"Kalau menurut saya, mereka (Pemerintah) pasti peka, kerentanan pasti diperbaiki dan ditutup," jelasnya.
Data Pengguna Aplikasi eHac milik Kemenkes Juga Bocor
Sebelum tersebarnya kartu vaksin Jokowi di internet, tersiar kabar kalau ada sekitar 1,3 juta data pengguna aplikasi eHac milik Kemenkes yang bocor.
Kala itu aplikasi PeduliLindungi pun sempat terserat ke dalam peristiwa tersebut karena keterkaitan antara kedua aplikasi itu yang kerap kali digunakan masyarakat ketika berkegiatan.
Baca Juga: Cara Pendaftaran Vaksin Covid Online via Web di HP Android dan iOS
Namun pihak Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyatakan kalau data pengguna aplikasi PeduliLindungi masih aman.
"Ya (masih aman dari kebocoran data), sudah dilakukan Information Technology Security Assesment (ITS) oleh BSSN pada aplikasi PeduliLindungi," ucap Anton Setiawan, selaku Juru Bicara BSSN, dikutip dari Kompas, Rabu (8/9).
Baca Juga:BSSN Ungkap Kondisi Data Pengguna eHac di Aplikasi PeduliLindungi, Begini Nasibnya
Anton menyebut kalau hasil dari penelitian di aplikasi PeduliLindungi menampilkan rekomendasi penguatan keamanan untuk sistem aplikasi.
Jadi menurut kamu gimana Sobat Nextren? kamu lebih pilih cetak kartu vaksin atau menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk kegiatan sehari-hari?
(*)