Riset Dell Sebut Banyak Perusahaan Indonesia Kesulitan Digitalisasi, Kenapa?

Kamis, 26 Agustus 2021 | 14:00
Pixabay

Gambar ilustrasi data internet

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com - Adopsi dan pergerakan kearah digital disejumlah perusahaan yang juga dikenal sebagai digitilasi terus diupayakan di seluruh negara, termasuk Indonesia.

Mulai dari perangkat hingga sistem perusahaan saat ini sedang diusahakan untuk menganut komponen-komponen digital, hingga penyimpanan Cloud.

Namun berdasarkan riset Dell disebutkan bahwa banyak perusahaan Indonesia sulit melakukan digitalisasi.

Dell Technologies sebagai salah satu perusahaan teknologi baru saja selesai melakukan survei yang dijalankan bersama Forrester Consulting.

Baca Juga: Dell Sarankan 4 Aksesoris Untuk Lengkapi Peforma Work From Home

Hasil riset bertajuk"Digital Transformation Index" itu pun dibeberkan secara detail melalui acara konferensi pers yang diselenggarakan pada hari Rabu (25/6) sore kemarin.

Diketahui bahwa latar belakang yang menjadi alasan Dell melakukan penelitian kali ini dikarenakan besarnya volume, kecepatan, dan ragam data yang membanjiri perusahaan, teknologi, sumber daya manusia, dan proses.

Proses pelaksanaannya pun melibatkan lebih dari 4.000 responden dari 45 negara.

Yuk simak di halaman berikutnya, tentang beberapa penghambat proses digitalisasi di Indonesia.

Data-data dari hasil survei itu pun akan disusun guna mengukur tingkat kesiapan digital perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

General Manager Dell Technologies Indonesia, Richard Jeremiahmenjabarkan bahwa ada tiga fakta yang ditemukan dan dihadapi oleh perusahaan Indonesia yang menghambat digitalisasi, antara lain:

Baca Juga: Dell Resmi Merilis Laptop Gaming Alienware M15 R5, Kembali ke AMD!

1. Perbedaan/ Paradoks Persepsi

Hasil survei mencatat 88 persen perusahaan di Indonesia yang belum menunjukkan kemajuan di sisi teknologi pemrosesan data dan kemampuan mengolah data.

Dan ada kurang lebih 62 persen perusahaan yang dinilai masih jauh dari tujuan transformasi digital.

Setidaknya baru 12 persen perusahaan di Tanah Air yang masuk dalam kategori Data Champion atau yang berarti perusahaan aktif terlibaat di teknologi pemrosesan data.

riset

Baca Juga: Bikin Kaget! Main Game 2 Jam Bisa Bakar Kalori Setara 1.000 Kali Sit Up

2. Paradoks "Ingin Lebih Dari yang Bisa Mereka Kelola"

Penghambat digitalisasi perusahaan lain menurut Dell Technologies adalah kemampuan mereka dalam mengumpulkan data lebih cepat daripada proses menganalisa.

Tercatat ada sekitar 72 persen dari perusahaan mengaku melakukan hal tersebut.

Namun 67 persen dari mereka menyarakan bahwa tetap membutuhkan lebih banyak data daripada kemapuan yang dimiliki sekarang.

Dell menduga bahwa paradoks ini terjadi akibat 58 persen perusahaan di Indonesia memilih untuk menyimpan mayoritas data di pusat data yang dimiliki sendiri, meskipun perusahaan tersebut sudah mengetahui manfaat dari pemrosesan data di tempat data.

"Untuk menjadi perusahaan yang fokus pada data (data-driven) adalah sebuah perjalanan dan mereka akan membutuhkan panduan dalam perjalanan tersebut," ucap Richard Jeremiah.

Baca Juga: Dell Segera Luncurkan Laptop Gaming G15, Simak Spesifikasinya!

3. Paradoks "Melihat Tanpa Bertindak"

Terakhir, dikatakan kalau dalam kurun waktu 18 bulan terakhir, sektoron-demand di Indonesia berkembang pesat.

Kondisi tersebut pun mengakibatkan adanya gelombang bisnis baru yang menerapkan data-pertama (data-first) dan data-dari-manapun(data-anywhere).

Baca Juga: Riset Microsoft : Netizen Makin Gak Sopan Selama Pandemi, Frustasi di Media Sosial!

Alhasil ada 12 persen perusahaan di Indonesia yang mencobba peruntungan untuk beralih ke infrastruktur TI ke modelas-a-service.

Dan sekitar 65 persen perusahaan juga sudah melihat peluang untuk mengembangkan atau mengubah permintaan konsumen.

Hasil riset Dell juga menyatakan kalau 81 perusahaan menganggap kalau modelon-demand akan membantu perusahaan guna menghadapi hambatan ketika ingin mengumpulkan, menganalisi, dan mengambil keputusan berbasis data secara lebih baik.

Perusahaan Indonesia Ingin Lebih Baik

Kendati banyak perusahaan yang mengaku mengalami kesulitan digitalisasi, namun Dell menemukan hasil yang baik.

Baca Juga: Teknologi dengan Kinerja Lebih Baik Bisa Kurangi Stres Kerja

54 persen perusahaan asal Indonesia berencana untuk menerapkan sistemmachine learning untuk mengotomatisasi cara pendeteksian data anomali.

Lalu 58 persen perusahaan juga akan beralih ke modeldata-as-a-service dan ada juga 55 persen perusahaan yang memiliki rencana untuk mengevaluasi seluruh kinerja agar bisa merancang ulang cara penggunaan data.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto