Jatuh Bangun BAKTI dan Lintasarta Bangun Ribuan BTS 4G di Daerah Terpencil

Selasa, 27 April 2021 | 19:50
kompas

BTS Operator

Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.

Nextren.com - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI)Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Lintasarta, berhasil mewujudkan sedikit demi sedikit tujuan dan misi pemerintah.

Yaitu langkah untuk memajukan transformasi digital 2021 hingga 2024 yang memerlukan sebuah infrastruktur digital yang merata.

Belum lama mereka berhasil melakukan infrastruktur digital di kota Papua, yang termasuk daerah 3T alias tertinggal, terdepan, dan terluar.

Dengan adanya upaya BAKTI menghadirkan internet di daerah tersebut, diharapkan masyarakat tidak merasa dianak tirikan lagi dan bisa belajar seluas-luasnya lewat internet.

Baca Juga: Smartfren Perkuat Sinyal Untuk Hadapi Trafik Lebaran, Tempat Wisata Aman

Terdapat 200 inisiatif yang diusungkan pada program pemerintah 2021 - 2024 namun difilter kembali menjadi seratus inisiatif yang paling menjanjikan.

Inisiatif tersebut dikatakan bisa memborong terwujudnya misi Indonesia Digital yang terbagi menjadi empat sektor prioritas yaitu ekonomi digital, masyarakat digital, pemerintah digital dan infrastruktur digital.

Kominfo melalui BAKTI sudah membangun di 1.682 lokasi BTS, namun jumlah tersebut belum mencukupi.

Alasannya dijelaskan oleh Fadhilah Mathar, Direktur Sumber Daya dan Administrasi BAKTI, seperti bisa disimak di halaman selanjutnya.

"Karena berdasarkan data DPI, dari desa dan kelurahan di Indonesia sebanyak total 83.200, masih terdapat 12 ribu lebih, atau tepatnya 12.548 desa, yang belum mendapatkan layanan akses sinyal 4G," ujar Fadhilah via Zoom, (27/4).

Dari jumlah 12.548 desa itu, sekitar 9.113 desa atau kelurahan termasuk dalam wilayah 3T, yang diingatkan bahwa itu harus dibangun.

"Jangan sampai timbul kecemburuan dan keirian," ingatnya.

Lalu ada total 3.435 desa dan kelurahan yang bukan merupakan wilayah 3T.

Baca Juga: Indosat Ooredoo Jual Lebih 4.200 MenaraBTS Senilai USD 750 Juta

Sembilan ribu desa yang disebutkan itu, belum memiliki jangkauan sinyal 4G, dan secara perlahan sedang di-upgrade oleh BAKTI.

Zihan Fajrin

Data DPI yang ditunjukan oleh BAKTI, (27/4).

Dari jumlah tersebut menyisakan 7.904 desa yang sama sekali belum mendapatkan layanan 4G.

Karena itu tahun ini BAKTI ingin membangun BTS sekitar 4.200, dan menurut Fadhilah sisanya akan dibangun pada 2022. Dalam mewujudkan pembangunan ribuan BTS itu, BAKTI dan LINTASARTA membagikan kisah tantangan dan hambatan yang dihadapinya.

Dalam pembangunan BTS, mereka sempat mengalami hambatan seperti kekurangan bahan bakar, juga tantangan alam dengan jumlah penduduk yang hanya sedikit.

Khusus di kota Papua dan Papua Barat, Lintasarta juga mengalami ancaman keamanan.

"Masalah kelistrikan yang pertama, di daerah 3T ini ya. Kemudian yang kedua ialah masalah transportasi, yang kita memang menggunakan semuanya, ya jalur darat, jalur laut, jalur udara, dan melaluinya tidak mudah," ujar Ginandjar, Direktur Marketing & Solution LINTASARTA.

Khususnya di jalur darat, mereka sampai harus menarik mobil dengan kerbau. Sedangkan jalur laut atau sungai, banyak melewati hutan-hutan yang mungkin saja terdapat hewan buas.

Baca Juga: Ini Perbedaan Oppo A74 5G dengan A74 4G, Mending yang Mana Nih?

Ginandjar juga bercerita, untuk menuju lokasi mereka membawa barang-barang yang ukurannya tidak kecil.

"Untuk mendapatkan bandwidth yang cukup besar, kami memerlukan ukuran alatnya yang cukup besar, sehingga itu juga satu challenge tersendiri," jelasnya.

Perjalanan mereka lewat udara dengan pesawat sewaan, juga tidak bisa sekali angkut, karena ada keterbatasan tonase dari transportasi udara. Sehingga terkadang pesawatnya harus bolak-balik.

Sehingga dana yang disiapkan untuk semua itu tidaklah sedikit. Memang pembangunan di lokasi lain juga banyak tantangannya, namun mereka tetap berhasil sejauh ini.

Lalu berapa dana pembangunan BTS di wilayah 3T ini? Yuk simak ke halaman selanjutnya.

Investasinya menurut Ginandjar sangat besar, karena untuk LINTASARTA sendiri ada 1.795 lokasi yang harus dibangun.

"Secara garis besarnya nilainya sampai triliun ya, untuk bisa menjalankan servis ini, available selama 4 tahun," ungkapnya.

Dana akan digunakan dari mulai proses desain, pembangunan, kemudian operasional, hingga tahun 2024.

Besarnya dana pembangunan di wilayah normal dan wilayah sulit, itu ditentukan dari desainnya. Kontur sangat menentukan tower yang dipilih, apakah berukuran besar atau pakai antena saja yang tidak terlalu tinggi.

Baca Juga: Festival Musik Global MAMA 2020 Bisa Ditonton Lewat Aplikasi Ini, Ada BTS, NCT Hingga Twice

BAKTI
BAKTI

Fadhilah Mathar, Direktur Sumberdaya dan Administrasi, BAKTI Kominfo RI

Ginandjar mengatakan dari desain saja sudah bisa dilihat perbedaan harga pembangunannya yang besar, ditambah dengan ada tidaknya listrik di sekitar.

Jika ada listrik akan lebih efisien dan murah. Kalaupun ada listrik, tantangannya adalah tegangan sering turun sangat rendah, hingga 160 Volt. Hal itu bisa merusak peralatan yang telah dipasang.

Bila tidak ada listrik, maka harus digunakan solar panel yang harganya cukup mahal.

"Untuk unit cost berbeda, jadi tidak bisa disampaikan. Tapi untuk keseluruhan total dari anggaran BTS ini tahun 2021 hingga tahun 2022, 7.904 BTS itu adalah 28,3 triliun," ungkap Fadhilah.

Di balik kebutuhan dan suka duka BAKTI bersama LINTASARTA, mereka berpegang teguh kepada komitmennya agar bisa menuntaskan pembangunan BTS hingga tahun 2022.

Sanggupkah mereka memenuhi janjinya membangun ribuan menara BTS di lokasi yang medannya sangat sulit seperti itu? Karena mereka berkomitmen bakal bisa melakukannya, maka semoga janji mereka segera terealisasi, agar pelosok negeri juga bisa menikmati proses digitalisasi.

Baca Juga: Aksi Perusakan 174 BTS dan NOC Palapa Ring Timur di Papua, Internet Putus

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya