Clubhouse Ternyata Rekam Percakapan dan Bisa Bagikan Data Pengguna

Rabu, 03 Maret 2021 | 20:30

Clubhouse

Nextren.com -Beberapa waktu lalu, jagat media sosial sempat dihebohkan dengan kehadiran Clubhouse.

Aplikasi berbasis audio itu menyedot perhatian pengguna di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Netizen tanah air ramai-ramai memamerkan tangkapan layar ketika berada di ruang obrolan Clubhouse.

Baca Juga: Xiaomi Luncurkan Aplikasi Mirip Clubhouse Untuk Android dan iPhone

Mereka seakan bangga bisa menggunakan aplikasi yang saat ini baru tersedia untuk perangkat iOS tersebut.

Tercatat, hingga saat ini Clubhouse sudah diunduh sebanyak 8 juta kali, padahal aplikasinya masih dalam versi beta.

Meski tak seheboh awal kemunculannya, banyak pihak masih rutin menggunakan Clubhouse.

Baca Juga: Awas! Clubhouse Palsu Versi Android Beredar, Bisa Curi Data Pengguna

Namun, tahukah kamu jika Clubhouse ternyata merekam percakapan dan mengumpulkan data pengguna?

Jika belum, simak penjelasan detail di halaman berikutnya ya!

Clubhouse merekam percakapan dan mengumpulkan data pengguna itu bukan rumor belaka.

Bahkan, pihak Clubhouse sendiri telah mengakui bahwa mereka melakukan hal tersebut.

Melansir Inc., Clubhouse secara gamblang menjelaskan dalam kebijakan privasi aplikasi, jika mereka merekam dan menyimpan percakapan pengguna.

Baca Juga: Tiru Clubhouse, Twitter Siapkan Fitur Audio Baru Bernama Spaces

Namun hal itu dilakukan hanya sementara waktu, selama ruang obrolan aktif dimulai.

Apabila ruang obrolan berakhir, Clubhouse mengklaim bakal menghapus rekamannya.

Tujuan Clubhouse merekam dan meyimpan percakapan pengguna adalah untuk melakukan penyelidikan apabila terjadi insiden.

Baca Juga: Kominfo Ancam Akan Blokir Aplikasi Clubhouse, ini Penjelasannya!

Clubhouse akan menyelidiki insiden tertentu, jika ada salah satu anggota ruang obrolan melapor.

Solely for the purpose of supporting incident investigations, we temporarily record the audio in a room while the room is live. If a user reports a Trust and Safety violation while the room is active, we retain the audio for the purposes of investigating the incident, and then delete it when the investigation is complete.

Jika tidak, maka Clubhouse bakal menghapus rekaman percakapan saat ruang obrolan berakhir.

Tak cuma merekam dan menyimpan percakapan, dalam kebijakan privasi tertulis bahwa Clubhouse mengumpulkan data pengguna.

Ketika pengguna baru mengatutenfikasi akun dengan media sosial lain, Clubhouse mengumpulkan data dari media sosial tersebut.

Baca Juga: 5 Faktor yang Membuat Aplikasi Clubhouse Banyak Digunakan Orang

Misal, kamu mengautentifikasi akun Clubhouse dengan Twitter, maka Clubhouse akan mengumpulkan data-data akun Twitter yang dipakai.

Seperti daftar teman, atau followers.Tetapi, Clubhouse mengklaim tidak akan membagikan data tanpa izin dari pengguna.

Namun, di sisi lain ada kebijakan privasi yang menyebut jika Clubhouse dapat membagikan data tanpa memberi tahu pengguna lebih dulu.

"Company does not sell your Personal Data. In certain circumstances we may share the categories of Personal Data described above without further notice to you,"

Baca Juga: Selain Clubhouse, Ini 4 Aplikasi Media Sosial Berbasis Audio

Sayangnya tidak dijabarkan dengan jelas data mana yang dimaksud oleh Clubhouse.

Karena terlalu banyak data yang dikumpulkan, mulai dari data pribadi, data audio, data koneksi internet, data sosial medial, dan data aktifitas internet.

Keamanan menjadi sektor yang perlu diperhatikan oleh pengguna Clubhouse.

Sebab, beberapa waktu lalu dilaporkan bahwa perusahaan asal China, Agora Inc telah mentrasmisi ping server Clubhouse.

Akibatnya, perusahaan Agora Inc bisa melihat siapa saja yang berbicara di dalam ruang obrolan.

Pihak Clubhouse langsung menanggapi dengan cepat. Mereka memastikan akan memperbaiki keamanan aplikasi dengan menambah enkripsi. (*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto