Huawei Beralih ke Teknologi Peternakan Babi Akibat Sanksi Amerika

Sabtu, 20 Februari 2021 | 16:00
iStockphoto

Ilustrasi peternakan babi.

Nextren.com - Sanksi Amerika Serikat terhadap Huawei yang sudah berjalan hampir dua tahun nampaknya memukul keras lini bisnis perusahaan teknologi asal Tiongkok itu.

Dilaporkan bahwa Huawei sedang berupaya untuk mengalihkan perhatiannya di industri smartphone.

Menurut informasi yang dihimpun dari Business Insider, Huawei sedang mencoba untuk mengembangkan teknologi AI.

Alih-alih untuk fitur baru di smartphone ataupun manusia, teknologi tersebut dikabarkan akan ditujukan bagi peternak babi.

Baca Juga: Huawei Masuk Pembicaraan Pemerintah AS, Dicabut Dari Daftar Entitas?

Teknologi AI ini akan berfungsi sebagai pengenalan wajah yang bisa membantu peternak dalam mengidentifikasi babi secara mandiri.

Dengan begitu, para peternak diharapkan dapat melacak organ vital hewan ternaknya, termasuk berat badan.

Proyek ini diketahui telah dilaporkan langsung oleh Duan Aijun, selaku President of Huawei Machine Vision Business di akun media sosial Weibo, Kamis (18/2).

Salah satu juru bicara Huawei pun sudah mengatakan secara langsung kepada BBC.

"Peternakan babi adalah contoh lain dari bagaimana kami mencoba merevitalisasi beberapa industri tradisional," ucapnya.

Baca Juga: Bos Xiaomi dan Huawei Disanjung di China, Jack Ma Tak Dianggap

asia.nikkei.com

Kantor Huawei

Jubir perusahaan pun menyebut kalau hal tersebut dilakukan untuk menciptakan nilai yang lebih besar lagi bagi industri di era 5G.

Cari Cara Tingkatkan Pendapatan

Kendati mengaku untuk meningkatkan teknologi di industri tradisional.

Sejumlah kalangan menilai bahwa Huawei merelakan diri untuk beralih ke teknologi peternakan seperti sekarang untuk mengantisipasi penurunan penjualan smartphonenya.

Baca Juga: Apple Puncaki Pengiriman HP Global di Q4 2020, Tapi Ada yang Merosot

Seperti yang kita tahu, sejumlah laporan dari perusahaan analis mencatat bahwa pangsa pasar Huawei menurun hingga 40 persen di kuartal terakhir tahun 2020.

Huawei pun saat ini merosot ke posisi enam sebagai perusahaan ponsel dengan pengiriman terbanyak di dunia.

Bahkan laporan terbaru dari Nikkei Asia memprediksi bahwa Huawei akan mengalami penurunan sebesar 60 persen pad atahun ini dan berpotensi hanya mengirimkan 70 juta perangkat.

Baca Juga: Ini Tampilan Smartphone Lipat Huawei Mate X2, Punya Bentuk Layar Baru

Upaya Huawei untuk terus bersaing di pasar persaingan smartphone nampaknya akan terus dilakukan.

Pendiri Huawei Ren Zhengfei

Sebelum adanya kabar terbaru ini, Huawei pun dikabarkan telah melakukan beberapa cara agar perusahaannya tetap berjalan.

Baca Juga: Huawei Masih Berusaha Melawan Sanksi AS yang Memblokir Produknya

Potong Gaji Karyawan Huawei

Pada tahun lalu, CEO sekaligus pendiri Huawei, Ren Zhengfei, mengungkapkan secara langsung bagaimana cara Huawei bisa terus menjalankan bisnisnya.

Desentralisasi operasional, penyederhanaan lini produk, fokus dalam mengumpulkan keuntungan, dan mempertahankan tingkat gaji selama tiga hingga lima tahun ke depan, disebut Zhengfei sebagai kunci Huawei bertahan dari tekanan AS.

Baca Juga: Ini Rahasia Huawei Bertahan dari Pemblokiran AS, Termasuk Potong Gaji

Pria berusia 76 tahun itu juga mengatakan, ratusan kader Huawei secara sukarela diturunkan jabatannya untuk menyesuaikan gaji.

Menurut Zhengfei, langkah mereka menunjukkan bahwa Huawei memiliki tim yang sangat baik.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto