Korea Selatan Tuduh Korea Utara Suruh Peretas Untuk Curi Data Vaksin

Rabu, 17 Februari 2021 | 11:00
NPR

Cara optimalkan antibodi setelah vaksinasi Covid-19

Nextren.com - Penanggulangan pandemi sudah mulai diupayakan oleh sejumlah negara dengan menyediakan vaksin.

Korea Selatan pun merupakan negara yang telah memiliki vaksin COVID-19 guna diberikan kepada warganya.

Namun kondisi tersebut menimbulkan ancaman baru bagi Korea Selatan, yakni serangan siber.

Dilansir dari Arstechnica, salah satu pejabat intelijen Korea Selatan telah memperingatkan anggota parlemen negara tentang uaya Korea Utara untuk meretas perusahaan obat lokal.

Baca Juga: Cara Cek Daftar Calon Penerima Vaksin, Mungkin Kamu Salah Satunya!

Pihak Korea Selatan menduga kalau hal itu dilakukan oleh Korea Utara guna untuk mendapatkan data vaksin dan pengobatan COVID-19 secara ilegal.

Ha Tae-Kung, selaku anggota Komite Badan Intelijen Korea Selatan pun sempat melaporkan bahwa data yang dicari oleh para hacker termasuk vaksin COVID-19 dan teknologi perawatan, dikutip dari The Washington Post.

Ia juga menyebut bahwa pihaknya sudah mendeteksi telah terjadi peningkatan sebesar 32 persen dari tahun ke tahun dalam upaya serangan dunia digital dari Korea Utara.

Kemungkinan dilancarkannya serangan siber ke perusahaan obat Korea Selatan ini diprediksi berdasarkan tidak diketahui jumlah pasti pasien COVID-19 di Korea Utara.

Selain itu, Korea Utara juga dikabarkan sudah meminta vaksin dan dijadwalkan untuk menerima sekitar 2 juta dosis vaksin, dikutip dari Arstechnica.

Baca Juga: Google Sebut Hacker Korea Utara Serang Komunitas Keamanan Dunia Maya

Kendati demikian, pihak Korea Utara sejauh ini juga belum menanggapi tuduhan yang dilakukan oleh Korea Selatan.

Kemungkinan media di Korea Utara masih menunggu arahan dari pemimpinnya yakni Kim Jong-Il.

Baca Juga: Marahnya Bill Gates Dituduh Dalang Covid-19 dan Tanam Chip di Vaksin

Tuduhan Lain Hacker Korea Utara

Peretas di Korea Utara memang acap kali dituduh oleh sejumlah negara melakukan serangan siber ke sejumlah negara.

Bulan lalu, Google menyebut kalau ada rencana serangan yang bakal dilakukan oleh kelompok peretas milik Pemerintah Korea Utara yang menargetkan anggota komunitas keamanan dunia maya.

Google juga menyebut kalau para hacker Korea Utara itu menggunakan akun-akun palsu di sejumlah platform media sosial seperti Twitter, Telegram, Discord, LinkedIn, dan Keybase.

Baca Juga: Canggih! Bio Farma Siapkan Aplikasi Tracking Vaksin Covid-19!

"Setelah membangun komunikasi awal, para pelaku akan bertanya kepada peneliti yang dituju, apakah mereka ingin berkolaborasi dalam penelitian kerentanan bersama, dan kemudian memberikan Proyek Studio Visual kepada peneliti," ucap peneliti keamanan Google TAG, Adam Weidemann, dikutip dari ZDnet (26/1).

Proyek Studio Visual itu berisi kode-kode berbahaya yang secara otomatis akan menginstal malware di sistem operasi peneliti yang ditargetkan.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto