Nextren.com - ByteDance merupakan perusahaan yang mengembangkan aplikasi media sosial berbasis video pendek TikTok.
Perusahaan asal Tiongkok itu baru saja dikabarkan menggugat Tencent Holdings yang juga merupakan perusahaan teknologi yang bergerak dibidang media sosial dan games.
Gugatan ByteDance disebutkan telah dilakukan pada hari Selasa (2/2), dikutip dari South China Morning Post (SCMP).
Dalam laporannya tersebut, ByteDance menuduh bahwa Tencent telah melakukan pelanggaran undang-undang antitrust China dengan memblokir akses ke konten dari Douyin.
Baca Juga: Aneh! Pemerintah China Lebih Setuju TikTok Dicekal Amerika Daripada Dijual
Seperti yang kita tahu, Douyin merupakan aplikasi yang sama dengan TikTok, namun dikhususkan untuk pengguna di Tiongkok saja.
"Kami percaya bahwa persaingan lebih baik bagi konsumen dan mendorong inovasi," ungkap salah satu perwakilan ByteDance.
Ia menambahkan, "Kami telah mengajukan gugatan ini untuk melindungi hak kami dan hak pengguna kami."
Menjawab tudingan tersebut, Tencenct pun dikabarkan langsung memberikan pernyataan resminya melalui salah satu akun publik di WeChat.
Pihak Tencent dilaporkan tidak terima dengan apa yang digugat oleh ByteDance ke perusahaannya.
Baca Juga: Pemblokiran PUBG Mobile di India Bisa Dibuka Asalkan Pindah Developer
Tuduhan yang dilayangkan ByteDance ke Tencent disebut sebagai sebuah kabar yang tidak benar.
Bahkan menurut kabar dari SCMP, Tencent menyebut kalau apa yang dilakukan oleh ByteDance adalah sebuah "fitnah jahat".
Tidak berhenti disitu, perusahaan pengembangan WeChat itu pun berjanji akan membalas saingannya tersebut.
Baca Juga: TikTok Pastikan Bisa Masuk ke India Lagi, Menyusul PUBG Mobile
Hal itu dilakukan karena ByteDance dianggap oleh Tencent telah merusak ekosistem platformnya dan melanggar hak pengguna.
ByteDance Blokir Akses Tautan ke WeChat dan QQ
Perseteruan antar dua perusahaan hiburan Tiongkok ini nampaknya bukan main-main.
ByteDance dilaporkan telah memblokir akses tautan dari platformnya ke WeChat dan QQ.
Namun kabar itu langsung diklarifikasi oleh pihak ByteDance dan menyebutkan kalau tidak semua konten yang dilarang untuk disebarkan.
Baca Juga: Tencent Dituduh Pakai WeChat Untuk Awasi Penggunanya di California
Pihak perusahaan hanya menyebutkan kalau pemblokiran itu berlaku untuk konten terkait keuangan dan perawatan kesehatan.
ByteDance beralasan kalau penyebaran konten tersebut dapat menimbulkan risiko tinggi terhadap penipuan dan taktik penjualan ilegal di platform ketiga.
Baca Juga: Gadis 10 Tahun Tewas Usai Ikuti Tantangan TikTok Blackout Challenge
"Ada risiko tinggi jika pembuat perawatan keuangan dan medis memperkenalkan pengikut mereka ke platform eksternal," ungkap pihak Douying di halaman resmi Weibo, dikutip dari SMCP.
"Beberapa akan menjual kursus, secara ilegal mendukung saham tertentu [untuk investor individu] atau melakukan konsultasi medis di WeChat atau QQ, yang dapat merusak properti dan keselamatan pribadi pengguna," lanjutnya.
Dianggap Hal Biasa oleh Analis
Dengan konflik yang hadir pada ByteDance dan Tencent ini, analis pun turut memberikan komentarnya.
Baca Juga: India Blokir Permanen TikTok, WeChat, dan 57 Aplikasi China Lain
Salah satu alanis internet independen mengatakan kalau persaingan jenis ini merupakan sesuatu yang biasa terjadi di industri.
"Tindakan jenis ini cukup di industri. Tidak ada hukum yang melarangnya," ungkap Ge Jia, seorang analis, dikutip dari SMCP.
(*)