Tren Teknologi Terkait Covid-19 yang Diadopsi di 2021, Makin Canggih!

Minggu, 24 Januari 2021 | 20:00

Jepang Gunakan Teknologi AI untuk Identifikasi Sel Kanker

Nextren.com -Awal bulan 2021 merupakan penentu sebuah tren teknologi akan mengarah ke masa depan yang lebih baik lagi.

Apalagi melihat situasi saat ini, yang masih terkungkung dengan Covid-19 di sekitar kita.

Ada 3 tren teknologi yang diadopsi di 2021 ini karena berhubungan dengan Covid-19.

Tren teknologi ini dikutip dari Venture Beat, dan salah satunya seperti tidak asing karena sering ditemukan, bahkan di smartphone.

Baca Juga: 3 Aplikasi Investasi Saham Online yang Sudah Terdaftar di OJK

AI

Kemajuan teknologi AI telah mencapai titik dimana semua bisnis bisa memanfaatkannya.

Bahkan AI bisa membantu menolong terkait Covid-19 yang bersifat urgensi dengan kebutuhan akan solusi jarak jauh.

Menurut laporan dari Boston Consulting Group, lebih dari 80% perusahaan berencana untuk mempercepat transformasi digital mereka, tetapi hanya 30% dari transformasi digital yang telah memenuhi atau melampaui nilai target mereka.

Banyak proyek AI berskala kecil berjumlah kurang dari seperempat perusahaan di McKinsey's State of AI 2020 melaporkan dampak bottom-line yang signifikan.

Permasalahan ini terjadi terutama di industri yang memiliki elemen fisik digital.

Contohnya seperti kebutuhan besar fasilitas manufaktur otonom yang dioperasikan dari jarak jauh, pabrik, gedung kantor pada masa Covid-19 ini.

Meskipun teknologi sudah mencapai dasarnya, pencapaian skalabilitas tetap menjadi perhatian dan para pemimpin digital harus mengatasi hambatan tersebut pada tahun 2021.

Baca Juga: Reno5 5G Resmi Masuk Indonesia, Ini Fitur Andalan dan Harganya

Hambatan skalabilitas termasuk kurangnya pendekatan disiplin, pola pikir seluruh perusahaan, mitra yang kredibel, likuiditas data, dan manajemen perubahan.

Teknologi perlu memberdayakan pengguna akhir pada perangkat sehingga mereka dapat berinteraksi dan memanipulasi model tanpa harus berjalan dengan susah payah melalui titik-titik yang lebih baik dari kumpulan data atau kode.

Dengan kata lain, AI akan melakukan pengangkatan berat di bagian belakang, tetapi penjelasan yang ramah pengguna dan UI memberdayakan pengguna.

Misalnya, seorang eksekutif manajemen fasilitas dapat mengelola portofolio bangunan global mereka dari tablet yang ada di Starbucks.

Mereka dapat memiliki visibilitas penuh ke dalam operasi, pengalaman penghuni, dan pengeluaran, dengan kemampuan untuk campur tangan dalam operasi otonom.

Deep Learning

Pelopor, Dr. Geoffrey Hinton baru-baru ini mengatakan kepada MIT Technology Review bahwa deep learning akan dapat melakukan segalanya, yaitu mereplikasi semua kecerdasan manusia.

Jaringan saraf dalam telah menunjukkan kemampuan luar biasa untuk memperkirakan subset fungsi matematika yang paling relevan dan berjanji untuk mengatasi tantangan penalaran.

Baca Juga: XL Axiata Merespon Gangguan 90 Persen Lebih Cepat Lewat AI dan Machine Learning

Dengan Deep Learning, jaringan neural mendekati fungsi matematika yang kompleks lebih sederhana.

Seperti kemampuan untuk mempertimbangkan faktor yang semakin banyak dan membuat keputusan yang lebih cerdas dengan sumber daya komputasi yang lebih sedikit memberi mereka kemampuan untuk menjadi mandiri.

Langkah menuju solusi otonom sepenuhnya ini akan menjadi langkah penting untuk menerapkan AI dalam skala besar.

Komputer Kuantum

Komputer kuantum memiliki kekuatan komputasi untuk menangani algoritme kompleks karena kemampuannya memproses solusi secara paralel, bukan secara berurutan.

Komputer kuantum dikatakan bisa mempengaruhi pengembangan dan pengiriman vaksin.

Hal ini dikarenakanselama penemuan obat, peneliti harus mensimulasikan molekul baru.

Komputer kuantum dapat dipetakan ke sistem kuantum yaitu molekul dan mensimulasikan energi pengikatan dan kekuatan transisi kimia bahkan sebelum ada orang yang harus membuat obat.

AI dan komputasi kuantum sering digunakan untuk hal lain selain vaksin.

Baca Juga: SpaceDC Buat Data Center Baru di Indonesia, Bagaimana Keamanannya?

Dan logistik pembuatan dan pengiriman vaksin merupakan tantangan komputasi yang sangat besar dan dapat membuat mereka yakin akan solusi menggabungkan komputasi kuantum dan AI.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber Venture Beat