Dukung Kerusuhan AS, Aplikasi Parler Diblokir App Store dan Google Play

Senin, 11 Januari 2021 | 15:20
Twitter/@parler_app

Logo aplikasi Parler

Nextren.com -Aplikasi Parler resmi diblokir App Store dan Google Play karena dianggap memuat konten yang mendukung kerusuhan AS.

Dalam keterangan resminya yang dikutip dariMacRumors, Apple menuturkan tidak memberi ruang aplikasi memuat konten kekerasan dan aktivitas ilegal.

Untuk itu, saat ini perusahaan resmi memblokir Parler dari App Store hingga masalah diselesaikan.

We have always supported diverse points of view being represented on the App Store, but there is no place on our platform for threats of violence and illegal activity. Parler has not taken adequate measures to address the proliferation of these threats to people's safety. We have suspended Parler from the App Store until they resolve these issues.

Baca Juga: Donald Trump Dibungkam, Hampir Semua Media Sosial Kompak Memblokirnya

Sebelumnya, Apple sempat menyurati Parler terkait dengan konten kekerasan yang dimuat, Jumat (8/11).

Dalam surat tersebut, Apple mengaku mendapat keluhan bahwa Parler telah digunakan oleh pendukung Donald Trump untuk merencanakan dan mengkoordinasikan penyerbuan gedung Capitol AS, Rabu (6/11).

Bagi Apple, hal tersebut dianggap dapat menimbulkan kekerasan dan melanggar pedoman yang telah dibuat.

We have received numerous complaints regarding objectionable content in your Parler service, accusations that the Parler app was used to plan, coordinate, and facilitate the illegal activities in Washington D.C. on January 6, 2021 that led (among other things) to loss of life, numerous injuries, and the destruction of property. The app also appears to continue to be used to plan and facilitate yet further illegal and dangerous activities.

Baca Juga: TikTok Ikutan Cekal Video Donald Trump yang Dinilai Menghasut Massa

Parler pun diberi batas waktu selama 24 jam untuk menghadirkan pembaruan aplikasi dan perbaikan moderasi.

Mengetahui hal tersebut, Pihak Parler memberikan tanggapannya.

Mereka mengaku telah menghapus konten-konten berbahaya dalam layanannya.

Selain itu, Parler juga tengah menerapkan upaya moderasi dan menghadirkan pembaruan aplikasi.

Tanggapan tersebut, diklaim Apple tidak merujuk pada kenyataan yang terjadi di dalam layanan.

Baca Juga: Twitter Tangguhkan Akun Milik Presiden Donald Trump Selamanya

Proses moderasi dan pencegahan yang dilakukan, terbukti tidak membuahkan hasil.

Parley diketahui telah melanggar Pedoman 1.1 - Keselamatan - Konten yang Tidak Menyenangkan dan Pedoman 1.2 - Keamanan - Konten yang Dihasilkan Pengguna.

Maka dari itu, Apple memutuskan untuk memblokir Parley dari App Store hingga ada pembaruan lebih lanjut.

Baca Juga: 5 Platform Medsos Ini Blokir Akun Donald Trump Karena Dianggap Meresahkan

Tak cuma App Store, Parley juga telah diblokir Google Play Store, seperti dikutip9to5Google.

Keputusan Google memblokir Parler dari Google Play didasari untuk melindungi keamanan pengguna.

Sama seperti App Store, Google Play juga memiliki kebijakan jangka panjang yang mewajibkan aplikasi untuk menghapus dan memoderasi unggahan kekerasan.

Our longstanding policies require that apps displaying user-generated content have moderation policies and enforcement that removes egregious content like posts that incite violence.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Twitter Larang Keberadaan Donald Trump di Platformnya

Google telah memberi peringatan kepada Parler terkait hal tersebut dalam beberapa waktu terakhir.

Namun, nyatanya aplikasi masih memuat konten yang melanggar kebijakan.

Sehingga, Google akhirnya terpaksa memblokir parler dari Google Play.

Baca Juga: China Blokir 105 Aplikasi, TripAdvisor Asal Amerika Masuk Dalam Daftar

Walau diblokir, pengguna yang sudah mengunduh Parley di perangkatnya, tetap bisa menggunakan aplikasi seperti biasa.

Hanya saja mereka tidak akan menerima update layanan aplikasi.

Sebagai informasi, Parler merupakan aplikasi media sosial yang mempunya mekanisme seperti Twitter.

Pengguna bisa membagikan atau mengunggah konten berupa tulisan, gambar, video dengan bebas di linimasa. (*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya