Nextren.com - Perkembangan teknologi yang ramah lingkungan sedang berusaha diupayakan oleh beberapa perusahaan besar.
Hal itu pun dilakukan guna tetap menjaga lingkungan bumi dari perubahan iklim yang terus terjadi.
Sebuah tim peneliti asal Malaysia pun dikabarkan sedang melakukan pengembangan sebuah teknologi.
Dilansir dari Gizmochina, para peneliti itu mencoba untuk mengubah serat yang ada di dalam daun nanas yang dibuang.
Baca Juga: Pakai Drone Fixed Wing, Terra Drone Indonesia Survei 134 Km Rencana Jalur Listrik PLN di Maluku
Serat-serat tersebut diproses untuk menjadi bahan yang tahan lama dan dapat digunakan untuk membuat kerangka drone.
Ya, drone merupakan sebuah perangkat pesawat tanpa awak yang bisa dikendalikan dari jarak jauh layaknya perangkat remote control.
Lebih lanjut, proyek penelitian ini disebutkan dipimpin oleh Profesor Mohamed Sultan bersama dengan tim peneliti dari Outta University di Malaysia.
Para peneliti itu menggunakan limbah nanas yang dihasilkan oleh para petani di provinsi Hulu Langat, dekat dengan Kuala Lumpur.
Setelah mendapatkan bahan dasarnya, para peneliti ini pun langsung mencoba untuk mengeraskan serat daun nanas tersebut hingga bisa digunakan sebagai komponen drone.
Baca Juga: China Siap Serang Taiwan Habis-habisan: Siapkan Drone, Pasukan Khusus dan Pasukan Udara
Alasan mereka melakukan hal ini pun diketahui karena dapat mengurangi biaya produksi drone dan membuatnya dapat dibuang secara lebih aman dibanding limbah plastik.
Ketua tim penelitian ini pun mengatakan bahwa drone yang terbuat dari bahan bio-komposit memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang lebih tinggi.
Selain itu bobotnya juga lebih ringan dan mudah dipakai, sehingga membuat suku cadangnya ramah lingkungan.
Baca Juga: China Segera Terjunkan Beragam Drone Tempur, Kunci Kemenangan Perang?
Lebih lanjut, drone dari serat nanas ini pun sudah diuji dengan hasil catatan mampu mencapai ketinggian sekitar 1.000 meter, dikutip dari Gizmochina.
Daya tahannya pun cukup lama karena drone tersebut diklaim bisa bertahan di udara selama 20 menit.
Peneliti pun berharap bahwa bisa meningkatkan ukuran drone dan jumlah muatan yang bisa dibawa nantinya.
Baca Juga: Pemerintah AS Kini Izinkan Drone Terbang Siang Malam Gara-gara Pandemi
Penggunaan drone ini pun dinilai dapat membantu untuk beberapa sektor seperti pertanian ataupun inspeksi udara.
William Alvisse, dari salah satu LSM yang ikut andil dalam proyek tersebut menyebut kalau drone tersebut juga bisa menjadi solusi petani yang ingin menghasilkan hasil panen yang lebih baik.
Proyek drone dari serat daun nanas ini diketahui sudah berjalan sejak tahun 2017 dan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani yang biasanya membuat batang serta daun buah setelah panen.
(*)