Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.
Nextren.com -Gojek kemarin (13/10) memperkenalkan fitur baru pada aplikasi Gojek untuk mitra driver.
Sebelumnya berita tentang adanya order fiktif atau order palsu sering sekali dialami mitra driver yang cukup merugikan.
Hal rugi yang pertama, driver kehilangan modal untuk membeli makanan tersebut terlebih dahulu dan peformanya juga menjadi menurun.
Melihat hal tersebut Gojek pun meningkatkan teknologi machine learning dan kecerdasan buatan (AI) pada aplikasi Gojek.
Baca Juga: 10 Anak Driver Gojek Ini Dapatkan Beasiswa Kuliah Sampai Lulus
Baca Juga: Driver Gojek yang Bergerombol Saat PSBB Pasti Ketahuan dan Kena Suspend
Teknologi yang ditingkatkan ini juga berguna untuk mendeteksi adanya aplikasi ilegal yang mungkin bisa saja disalahgunakan.
Tetapi tidak hanya itu, aplikasi ilegal tersebut juga bisa membuat data pengguna menjadi tidak aman, karena diunduh dari tempat yang tidak aman.
Dr. Charles Lim, Pakar IT dan Ahli Keamanan Digital Swiss German University mengatakan aplikasi yang aman jika diunduh dari tempat aman seperti Play Store atau App Store.
Dari kedua permasalahan tersebut, Gojek menghadirkan fitur Lapor Ofik (Order Fiktif) dan teknologi yang bisa mendeteksi aplikasi ilegal. Bagaimana cara kerja Lapor Ofik ini?
Lewat fitur ini, mitra driver dapat melaporkan order fiktif langsung dari aplikasi driver tanpa harus menelpon call center.
Memanfaatkan kecanggihan machine learning dan kecerdasan buatan, dalam waktu kurang dari 2 menit setelah laporan dibuat melalui aplikasi, sistem akan secara otomatis membatalkan order yang terindikasi fiktif.
Bagi pelaku yang melakukan order fiktif ini akan langsung diblokir oleh Gojek.
Adapun teknologi untuk mendeteksi perangkat ilegal secara otomatis tersebut dihadirkan agar driver tidak melanggar apa yang ada pada Tata Tertib Gojek (Tartibjek).
Baca Juga: Kabar Merger, Grab Disebut Lebih Butuh Gojek untuk Bertahan Karena Alasan Ini
Baca Juga: Pendiri AirAsia Sedang Bikin SuperApp Pesaing Grab dan GoJek, di Asia Tenggara
Demi melindungi keamanan mitra, Gojek sejak awal telah melarang penggunaan perangkat ilegal seperti Fake GPS, dan Mod App atau aplikasi modifikasi.
Teknologi Gojek telah mampu mendeteksi dan menindak secara otomatis mitra yang menggunakan perangkat ilegal.
Apabila terdeteksi sistem, pengguna perangkat ilegal akan mendapat sanksi bertahap, mulai dari penonaktifan akun sementara sampai dengan pemutusan kemitraan.
Pendeteksi aplikasi ilegal ini ternyata juga membantu Polda Metro Jaya dalam mengatasi sindikat aplikasi ilegal.
"Kolaborasi dengan teknologi Gojek SHIELD yang mampu mendeteksi penggunaan aplikasi terlarang, yang kemudian dilaporkan kepada kami, merupakan suatu dukungan yang baik sehingga kami segera menindaklanjuti dan berhasil menangkap sindikat kriminal pembuat aplikasi ilegal yang beroperasi di Jabodetabek," ujarAKBP Dhany Aryanda, Kepala Sub Direktorat Cyber Crime - Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
Ia melanjutkan proses penyelidikan atas kasus ini telah selesai dan saat ini para tersangka tengah menjalani proses peradilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Berdasarkan hasil investigasi, tersangka menawarkan aplikasi ilegal hasil modifikasi ini sebagai aplikasi yang seakan-akan kebal penangguhan (anti-suspend) dan bisa menghasilkan banyak orderan.
Padahal kenyataannya, aplikasi seperti ini justru menyamarkan tampilan peringatan dan teguran resmi atas pelanggaran yang berpotensi membuat mitra mendapat sanksi suspend.
Pengguna aplikasi ilegal baru menyadarinya ketika akunnya mendapat sanksi paling berat yakni suspend permanen atau pemutusan kemitraan.
Kerugian lainnya terlihat dari adanya malfungsi fitur seperti kendala saat login maupun gangguan pada peta dan navigasi yang akhirnya justru berdampak negatif pada kelancaran operasional mitra.
Selain menjaga keamanan melalui proses yang bersifat korektif, Gojek juga menjalankan pendekatan preventif untuk melindungi mitra-mitranya dari risiko keamanan.
Lewat teknologi, Gojek terus menghadirkan dan memperbarui fitur-fitur seperti fitur Verifikasi Muka, number masking, maupun fitur-fitur yang meningkatkan keamanan secara umum seperti emergency button dan share trip.
(*)