Nextren.com - Pandemi Covid-19 telah menjadi gap di tengah masyarakat.
Namun, berbagai laju bisnis tetap harus berjalan meski di tengah situasi yang tak pasti. Bisnis usaha rintisan atau start up juga tetap berjalan seperti layanan pencari kos-kosan melalui aplikasi yakni Mamikos.
Maria Regina Anggit Tut Pinilih selaku Co-founder & CEO Mamikos menjelaskan, meski di tengah situasi pandemi ini, Mamikos memang cenderung menunjukkan penurunan namun masih relatif stabil perkembangannya dari segi bisnis.
“Menurut data yang dihimpun dari Mamikos mengenai pencarian kos dari awal sebelum lebaran (pertengahan Maret – Mei 2020) memang ada sedikit penurunan dari okupansi.
Baca Juga: Inilah Solusi Jalankan Bisnis Warung Kelontong Ala Startup GudangAda
Hal ini disebabkan salah satunya karena proses kerja dan kuliah yang dilakukan secara online,” jelas Maria kepada Kontan.co.id, Jumat (4/9).
Memasuki era New Normal dan pelonggaran PSBB, sejak Juni 2020 telah mengalami peningkatan kembali. Bahkan hingga sekarang pencarian kos tetap stabil.
“Kami berharap kondisi ini segera membaik agar bisnis hunian sewa dapat segera bangkit kembali dan para pemilik kos yang tergabung di Mamikos dapat meningkatkan kembali okupansi kosnya,” katanya.
Mamikos juga telah memiliki lebih dari 2 juta pengguna dalam aplikasinya.
Baca Juga: Nasib Startup Indonesia di Tengah Pandemi, Optimisme Membuat Mampu Bertahan
Bahkan, kamar kos yang tersedia juga sudah lebih dari 140 ribu kos-kosan yang tersebar di kota besar di Indonesia seperti Jabodetabek, Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang, Surabaya, Denpasar, serta Makassar.
Meski masih dalam situasi yang tidak pasti ini, ia tentu akan terus mempertahankan dan mengembangkan bisnis hunian kos.
Sehingga, strategi yang telah dipersiapkan yakni dengan berinovasi terhadap produk dan layanannya untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya.
Sayangnya untuk rencana ekspansi kedepannya Maria belum dapat berkomentar.
Baca Juga: Beginilah Kondisi Palestina Saat Konflik dan Pandemi, Tetap Ada Sinyal 3G dan Startup Loh!
“Mamikos terus berkomitmen untuk membantu pemilik dan pencari kos agar selalu terhubung secara digital melalui pemanfaatan teknologi,” ujarnya.
Senada, pemain bisnis usaha rintisan akomodasi juga datang dari Start Up Aparkost juga mengklaim bahwa penurunan permintaan yang dirasakan memang tidak begitu dalam.
Andi Taufik Yusuf, CEO Aparkost menjelaskan, hampir semua segmen bisnis terdampak dimasa pandemik Covid-19 ini.
Pun untuk penjualan properti umumnya cukup drastis penurunan nya, namun hunian sewa properti. “Alhamdulillah tidak terlalu drastis dibanding penjualan properti.
Baca Juga: Pentingnya Digitalisasi Saat Pandemi Agar Terhindar Dari Bangkrut
Ia mengklaim, secara umum pertumbuhan bisnisnya turut menurun dibandingkan dengan sebelum adanya pandemi Covid-19. Namun angka penurunan rata-rata tidak lebih dari 30%.
“Hal ini disebabkan Aparkost sudah menjadi kepercayaan sebuah hunian indekos yg profesional baik dari kalangan mahasiswa disekitar lokasi aparkost, maupun dari khalayak umum seperti karyawan , pegawai pemerintah sampai ke pasangan muda yang baru berumahtangga / nikah,” jelasnya.
Aparkost sendiri telah beroperasional di 4 kota yaitu Depok, Bogor, Jatinangor dan Makassar dengan rata-rata total kamar yang dimiliki sekitar lebih dari 1.800 kamar yang tersedia di empat kota tersebut.
Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Cuan segar dari startup indekos masih menggeliat di tengah Pandemi Covid-19Reporter: Venny Suryanto