Sambut 5G di Indonesia Tahun 2023, TOWR Siapkan Jaringan Fiber Optic 34 Ribu Km

Kamis, 27 Agustus 2020 | 20:30
Ella

Ilustrasi sejumlah pekerja proyek peremajaan jaringan fiber optik milik XL Axiata yang menghubungkan Cimahi-Purwakarta, Jawa Barat (Mei 2020)

Nextren.com - Jaringan 4G yang saat ini digelar oleh semua operator, sudah mulai terasa sesak, terutama di daerah tertentu.

Hal ini akibat melonjaknya kebutuhan akses data seiring aktifitas belajar dan bekejrja dari rumah selama pandemi Covid-19.

Tak heran jika jaringan 5G yang sudah mulai diujicoba operator seluler sejak tahun lalu, mulai menjadi bahan perbincangan.

Semua perusahaan telekomunikasi dan menara seluler, diam-diam terus menyiapkan kabel fiber optik sebagai syarat utamauntuklalu lintas data jaringan 5G yang sangat besar.

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) memprediksi, penerapan teknologi jaringan 5G di Indonesia baru akan berjalan pada 2023-2024.

Baca Juga: X50 Pro 5G Jadi Hape 5G Pertama realme, Resmi Masuk Indonesia Bareng Smart TV

Mengingat, pemerintah belum menentukan frekuensi 5G dan Indonesia masih mencari model bisnis yang tepat untuk teknologi jaringan ini.

Meskipun begitu, Wakil Direktur Utama TOWR Adam Gifari mengatakan, perusahaannya telah mempersiapkan infrastruktur untuk pengimplementasian 5G dengan membangun jaringan serat optik (fiber optic).

Ini seiring dengan permintaan klien TOWR, yakni operator telekomunikasi yang ingin meningkatkan layanan untuk para pelanggannya.

Menurut Adam, kebutuhan masyarakat terhadap jaringan internet yang mumpuni tidak cukup dengan mengandalkan menara telekomunikasi, tetapi juga membutuhkan fiber optic yang menjadi penghubung jaringan antar-menara.

Baca Juga: Inggris Minta Jepang Bantu Membangun 5G Pengganti Huawei

"Masyarakat ingin punya internet yang reliable meskipun masih 4G. Ke depannya, para operator juga ingin menyediakan layanan yang lebih banyak lagi."

"Bukan hanya media sosial tapi juga layanan perbankan, transaksi saham, hingga layanan video conferencing," kata Adam dalam paparan publik virtual, Rabu (26/8).

Oleh karena itu, investasi TOWR pada jaringan fiber optic memang berdasarkan kontrak dengan perusahaan operator.

Adam menilai, selama pandemi ini, terjadi percepatan digitalisasi aspek kehidupan masyarakat yang terlihat dari maraknya penggunaan platform e-commerce, video conferencing, entertainment, digital banking, dan media sosial.

Baca Juga: Tak Hanya Penyadapan Informasi, Ini Bahaya Terbesar Teknologi 5G Huawei Sehingga Ditolak AS Inggris dan Jepang

Kenaikan lalu lintas data juga menunjukkan kebutuhan dan penggunaan layanan internet via perangkat mobile yang cenderung terus meningkat.

Meskipun begitu, Direktur Pengembangan Bisnis TOWR Indra Gunawan mengatakan, penetrasi teknologi 4G masih bisa untuk meningkat dalam beberapa tahun ke depan.

Mengingat pemakai internet di Indonesia saat ini diperkirakan baru mencapai sekitar 170 juta orang dari total penduduk 260 juta.

Kemudian, sekitar 90% dari jumlah tersebut masih menggunakan layanan data via perangkat mobil atau handphone, serta sekitar 70% pengguna handphone itu menggunakan jaringan 3G/4G.

Baca Juga: Jaringan 5G Huawei Kini Resmi Dicekal Pemerintah Inggris, Bisa Timbulkan Kesenjangan Digital?

“Penetrasi internet di Indonesia masih memiliki potensi untuk terus berkembang, didukung oleh komposisi demografi di Indonesia yang didominasi penduduk usia muda dan pemakai internet."

"Mereka terus menuntut peningkatan kualitas layanan karena intensitas penggunaan yang terus bertambah,” tutur Indra.

TOWR juga melihat prospek cerah dalam bisnis infrastruktur telekomunikasi Indonesia.

Pasalnya, Indra menilai, penetrasi jumlah menara dan sambungan fiber optic di Indonesia masih tergolong rendah.

Saat ini TOWR memiliki 21.271 menara dengan total tenant sebanyak 38.122 sehingga rasio tenancy mencapai 1,79x.

Baca Juga: Indonesia Berpeluang Hadirkan 5G Tahun Depan, Tapi Ini Hambatannya

Angka ini meningkat dari rasio tenancy per Juni 2019 yang sebesar 1,61x.

Selain itu, sejak tahun 2018, TOWR, melalui anak perusahaannya, Iforte, melakukan diversifikasi ke dalam bisnis penyewaan jaringan fiber optic terutama untuk fiberisasi menara

Saat ini, Iforte telah memiliki 34.200 kilometer (km) sambungan fiber optic.

Hingga akhir tahun ini, Iforte berencana menambah 12.600 km sehingga panjang fiber opticnya dapat mencapai sekitar 47.000 km.

Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Sambut 5G, Sarana Menara Nusantara (TOWR) terus bangun fiber opticReporter: Nur Qolbi

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya