Pejabat Administrasi AS Pikir Ulang Untuk Blokir WeChat, Takut Rugi?

Sabtu, 22 Agustus 2020 | 13:00

Ilustrasi WeChat, salah satu aplikasi video call yang baik untuk koneksi internet yang lambat.

Nextren.com - Amerika Serikat nampaknya sedang memikirkan kembali terkait skema pemblokiran aplikasi WeChat di wilayahnya.

Langkah itu dilakukan setelah Pemerintah AS menyadari akan adanya dampak dari pelarangan aplikasi WeChat.

Dilaporkan bahwa saat ini pihak pejabat administrasi AS sedang mencoba untuk menghubungi sejumlah perusahaan asal negaranya seperti Apple.

Sebab, Apple dikabarkan bakal menjadi salah satu perusahaan asal Amerika yang akan merasakan kerugian besar dengan adanya skema pemblokiran ini.

Baca Juga: WeChat yang Diblokir AS Dipakai 1,2 Miliar Orang per Bulan, Bisa Bikin iPhone Tak Laku!

Menurut beberapa sumber, Apple harus siap merasakan dampak finansial yang besar jika larangan ini benar-benar terjadi.

Pasalnya, seperlima dari penjualan perangkatnya berasal dari negara tirai bambu itu.

Kondisi itu pun diprediksi dapat berpengaruh lebih parah ke bisnis manufaktur Apple jika Tiongkok membalas.

Baca Juga: Jumlah Pengiriman iPhone Diprediksi Turun 30 Persen, Ini Alasannya!

"Kami berbicara dengan semua orang yang akan mendengarkan kami, WeChat seperti listrik yang bisa ditemukan dimana-mana," ucap Presiden Dewan isnis AS-China, Craig Allen, seperti yang dikutip dari AndroidAuthority.

Pihak yang mengetahui masalah AS dan WeChat ini pun turut berkomentar.

Salah satu pernyataan menyebutkan, bahwa aplikasi WeChat ini sebaiknya tidak sepenuhnya hilang di AS.

Pemerintah AS disarankan untuk membuat kebijakan untuk lebih mengatur penggunaan WeChat, daripada memblokirnya.

Baca Juga: Tencent Coba Redakan Kekhawatiran Blokir di AS Lewat Kontribusi Keuntungannya

Sampi.co

WeChat Pay

Dengan begitu, aplikasi tersebut diharapkan masih bisa tersedia di App Store China dan tentunya tidak membuat dampak negatif yang besar bagi Apple.

Sejauh ini pihak Apple, Departemen Keuangan AS, hingga Tencent pun masih enggan untuk menanggapi kabar tersebut.

Melansir dari Bloomberg, ketiga pihak yang bersangkutan itu menolak dan bungkam saat diminta komentar.

Baca Juga: Apple Dituduh Monopoli Jualan Aplikasi, Sejumlah Media Minta Apple Turunkan Biaya App Store

Sebelumnya di awal Agustus 2020 lalu, Donald Trump melarang semua transaksi antara perusahaan Amerika dan WeChat.

Artinya Apple juga harus menghapus aplikasi WeChat dari App Store di semua wilayah, termasuk China. Bahkan lebih esktrem, hanya dalam waktu 45 hari, Apple tidak diizinkan lagi punya kontrak kerjasama dengan WeChat.

Alasan Trump melarang WeChat adalah karena WeChat disebut membagikan data penggunanya ke pemerintah Tiongkok dan melakukan sensor topik tertentu terutama politik.Baca Juga: Meski Dibokir As, Aplikasi di Huawei Seri Lama Akan Tetap Dapat Update

Padahal WeChat ini merupakan aplikasi yang sangat penting di China.

Jika WeChat tidak lagi tersedia di iOS, maka penjualan iPhone diprediksi bisa menurun hingga 30 persen.

Di China memakai WeChat tak hanya untuk chating saja, tapi juga untuk pembayaran, media sosial, mencari informasi berita, belanja online, dan lainnya.

Saat ini warga China umumnya tidak memakai nomor telepon ataupun email lagi, tapi lebih banyak yang memakai akun WeChat sebagai identitasnya.

Bahkan turis asing di China harus download aplikasi WeChat dan mengisi saldo agar mudah bertransaksi.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya