MQ-4C Triton
Nextren.com - Upaya AS unjuk kekuatan militernya untuk menekan China tampak makin serius.
Sejumlah senjata canggih dikirimkan untuk hal itu, mulai dari kapal induk penuh pesawat tempur, pesawat pembom jarak jauh, satelit, hingga drone canggih.
Sebuah think tank asal China menyebut bahwa Amerika Serikat telah mengirim pesawat pengintai mata-mata di atas Laut China Selatan.
Aksi drone ini dilakukan beberapa hari setelah Washington menyatakan sebagian besar klaim Beijing di perairan yang diperebutkan itu sebagai hal yang melanggar hukum.
Baca Juga: Makin Panas, Inggris Kirim Kapal Induk Baru ke Pasifik Gabung AS dan Jepang Melawan China
Menurut SCS Probing Initiative (SCSPI), sebuah think tank Universitas Peking, drone Angkatan Laut AS MQ-4C Triton terlihat terbang ke arah tenggara Taiwan pada hari Rabu.
Dilansir dari situs dirgantara Fi-aeroweb, droneMQ-4C Triton ini sanggup menjelajah di ketinggian yang sangat tinggi hingga 65.000 kaki (19.800 meter).
Drone RQ-4 dapat mensurvei area geografis yang luas dengan akurasi tepat, memberikan informasi real-time tentang lokasi musuh serta sumber daya dan personel.
Saat parameter misi diprogram ke Global Hawk, ia dapat melakukan menuju sebuah lokasi, lepas landas, terbang, tetap di stasiun, kembali, dan mendarat secara mandiri.
Baca Juga: Makin Panas, Inggris Kirim Kapal Induk Baru ke Pasifik Gabung AS dan Jepang Melawan China
Tidak ada penerbangan pilot jarak jauh yang sebenarnya terjadi.
Operator di darat akan memantau kondisi dan status drone RQ-4, bahkan dapat mengubah navigasi dan rencana sensor selama penerbangan, bila diperlukan.
Dikatakan, sebuah pesawat anti-kapal selam P-8A AS dan sebuah pesawat pengisian bahan bakar KC-135R juga terlihat terbang di barat daya Taiwan di atas Laut China Selatan.
Pengamat militer mengatakan Angkatan Laut AS tampaknya meningkatkan upaya pengintaian di jalur air strategis yang dipandang sebagai titik api antara Beijing dan Washington.
Drone Triton yang terlihat pada hari Rabu adalah bagian dari Pasukan Patroli dan Pengintaian Angkatan Laut AS.
Drone ini dioperasikan secara otonom dengan menggunakan sensor maritim.
Alat ini dapat bekerja dengan pesawat anti-kapal selam berawak untuk melakukan misi intelijen, pengawasan dan pengintaian di wilayah laut dan pesisir yang luas.
Song Zhongping, seorang pakar militer yang berbasis di Hong Kong, mengatakan bahwa Angkatan Laut AS mungkin berusaha melacak aktivitas bawah laut oleh Angkatan Laut Cina.
Baca Juga: Sorotan Dunia ke TNI yang Gagalkan Perang, Berani Hadang Tank Israel di Depannya
“Penempatan pesawat pengintai seperti MQ-4C, P-8A dan P-3C [patroli maritim Orion dan pesawat perang anti-kapal selam] dapat membantu Angkatan Laut AS untuk meninjau kembali kapal perang, kapal selam, dan kegiatan bawah laut lainnya di wilayah ini saat mereka mampu mendeteksi pulsa suara dan melacak kapal selam, ”kata Song.
Patroli udara ini dilakukan ketika AS meningkatkan kehadiran militernya di Laut China Selatan, setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Senin mengatakan Washington secara resmi menolak sebagian besar klaim maritim Beijing yang ekspansif di wilayah tersebut.
Baca Juga: Kenali Drone yang Menjadi Alasan Perseteruan Iran dan Amerika
Langkah ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan konfrontasi militer antara kedua negara adikuasa yang sudah berselisih soal mulai dari perdagangan hingga hak asasi manusia dan Hong Kong.
Sehari setelah pernyataan Pompeo, kapal perusak berpeluru kendali USS Ralph Johnson melakukan operasi navigasi bebas di Laut China Selatan, berlayar dekat Kepulauan Spratly yang disengketakan.
Menurut SCSPI, kapal perang AS berlayar dalam jarak 12 mil laut dari Cuarteron Reef yang dikuasai Beijing untuk pertama kalinya sejak 2016, dan Fiery Cross Reef untuk keenam kalinya tahun ini.
Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : AS terbankan drone canggih hingga pesawat anti kapal selam ke Laut China Selatan