Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas
Nextren.com- Kondisi pandemi yang mengharuskan masyarakat Indonesia beraktivitas dengan skema new normal telah membuat kebiasaan baru.
Salah satunya adalah melakukan kegiatan secara virtual, mulai dari pekerja kantoran hingga pelajar.
Hal ini pun membuat penggunaan sejumlah aplikasi seperti Zoom, Google Meet, dan Skype mengalami peningkatan.
Kendati demikian, ternyata ada sebuah dampak negatif dari adanya kebijakan WFH bagi para pelajar.
Baca Juga: 5 Merek Laptop yang Paling Banyak Dicari Selama WFH Versi Gartner dan IDC
Penelitian yang dilakukan oleh Kaspersky Security Network (KSN) mengungkapkan bahwa minat anak-anak cukup tinggi terhadap minat konsumsi internet selama Januari sampai Mei 2020.
Penggunaan media sosial seperti YouTube dan Instagram sebagai alternatif juga menjadi salah satu metode pendidikan terbaru adalah salah satu faktornya.
Kaspersky menggunakan layanan Safe Kids yang dimilikinya pada platform Windows dan MacOs di Indonesia sebagai media penelitiannya.
Baca Juga: Inilah Kegiatan yang Paling Banyak Dilakukan di Internet Selama WFH
General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong mengatakan, "Dengan sebanyak 91 persen dari pengguna internet di Indonesia adalah anak-anak terutama berusia 15-19 tahun."
Dari data yang dibebekan oleh Kaspersky dapat dilihat bahwa peningkatan terjadi setiap bulan setidaknya 20 persen.
Peningkatan terbesar tercatat berada di bulan Februari di mana angka kenaikannya menembus persentase 31,55 persen.
Hal tersebut dianggap wajar karena di bulan Februari merupakan awal dijalankannya kebijakan WFH.
Baca Juga: Analis Prediksi Penjualan Produk Teknologi Tahun 2020, Turun 14 Persen!
Lebih lanjut mengenai dampak negatif dari WFH kepada pelajar, Yeo mencontohkan kalau salah satu dampak negatifnya adalah keberadaan malware yang kerap disematkan pada laman media sosial.
Menyoal hal tersebut,Kaspersky pun memberikan beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh pelajar dan juga orang tua untuk mencegah dampak-dampak yang negatif yang mungkin saja bisa terjadi.
Berikut ini 5 solusi dari Kaspersky yang bisa kamu lakukan:
Baca Juga: Meski Situsnya Diretas, Pakar Keamanan Siber Menilai Data Tokopedia Masih Aman
1. Menjaga komunikasi dengan anak dengan memberikan pemahaman mengenai tindak kejahatan di media sosial serta mencari tahu apa saja kegiatan yang dilakukan oleh anak.
2. Mengajarkan anak untuk tidak mengklik link atau tautan dari sumber yang tidak jelas.
3. Ajarkan anak mengenali ciri-ciri situs yang asli.
4. Perkuat ikatan dengan anak dengan cara seperti bermain game di waktu luang.
5. Memasang serangkaian keamanan dari tindakan kejahatan yang komprehensif seperti anti virus dan anti malware.
(*)