Nextren.com - Kasus kebobolan data 15 juta akun Tokopedia mengundang kepihatinan dan kekhawatiran.
Apalagi hal itu terjadi di tengah pandemi covid-19, yang mengharuskan orang lebih banyak di rumah karena adanya PSBB.
Setelah PSBB dan penerapan bekerjada ri rumah, maka perilaku belanja masyarakat juga makin banyak yang berbelanja online.
Namun berkaca dari kasus kebocoran data pelanggan Tokopedia, apakah belanja online masih aman?
Baca Juga: Viral Bobolnya Rekening Ilham Bintang, Muncul Pihak Lain Kebobolan Setelah Sinyal Tiba-tiba Hilang
Apalagi buat mereka yang berjualan online, dimana ada uang kiriman pembeli yang ditampung sementara di rekening Tokopedia, sebelum diteruskan ke penjual setrelah barang diterima pembeli.
Namun Tokopedia sudah menjamin bahwa data konsumen aman, termasuk data-data kartu kredit maupun dompet digital.
Dalam keterangan tertulisnya, Tokopedia memastikan tidak ada kebocoran data pembayaran, termasuk informasi kartu debit, kartu kredit dan OVO di Tokopedia.
Baca Juga: 15 Juta Data Pengguna Tokopedia Dihack? Sebaiknya Cepat Ganti Password
Menurut pakar keamanan internet Alfons Tanujaya, ternyata sistem keamanan Tokopedia berhasil mengamankan password pengguna, sehingga akun tidak dibobol.
Tapi beberapa data pengguna Tokopedia memang sudah berhasil diambil hacker, seperti username, alamat email, nama user, tanggal lahir dan nomor telepon.
Artinya data pengguna Tokopedia memang bisa diambil tapi passwordnya tidak bocor, sehingga tidak bisa dipakai untuk bertransaksi.
Baca Juga: Tanggapan Pengamat Teknologi NTT Terkait Bocornya Data di E-Commerce
Karena password pengguna tidak berhasil diambil, maka secara umum bertransaksi di Tokopedia dianggap masih aman.
Tapi untuk alasan keamanan, maka pengguna disarankan untuk mengganti password.
Nah, lain halnya jika data-data pengguna Tokopedia yang cukup lengkap itu disalahgunakan untuk hal lain.
Menurut pakar security Onno W Purbo dalam video Lindungi Data Pribadi di kompas.id, dari data dasar itu bisa dipakai untuk mencari data lainnya yang lebih lengkap.
Baca Juga: 5 Perubahan Kebiasaan Pengguna Grab Selama Pandemi, Belanja Online!
Misalnya hacker bisa mencari data pelengkap di Facebook atau Linkedin, bahkan bisa tahu nama orang tuanya karena ada banyak postingan pribadi di media sosial, bahkan nomor rekeningnya.
Bayangkan kalau seorang hacker sudah punya informasi nama lengkap seseorang, tanggal lahir, alamat email, nomor hape, dan nama ibu kandung.
Maka rekening seseorang tersebut berpeluang besar untuk dibobol lewat penggantian nomor hape atau alamat email dan sebagainya.