Nextren.com - Bill Gates dikabarkan kembali melakukan aksi bantuan berupa sumbangan dana ke negara Afrika yang kesulitan akibat pandemi.
Tak hanya Gates, namun TikTok juga ikut membiayai sumbangan tersebut.
Keduanya mengirimkan sumbangan melalui sebuah lembaga yang diinisiasi oleh yayasan Bill & Melinda Gates yaitu Gavi.
Gavi merupakan gabungan antara beberapa perusahaan seperti WHO, Bank Dunia, UNICEF dan lain-lainnya.
Baca Juga: TikTok Sumbang RP 100 Miliar Untuk Penanganan Covid-19 Indonesia, Inilah Sumber Pendapatannya
Langkah Gates dan TikTok dikabarkan akibat adanya sebuah laporan dari Matshisido Moeti, selaku kepala WHO regional yang mengatakan bahwa benua Afrika telah memasuki fase gawat COVID-19.
Status gawat tersebut diumumkan berkat adanya penelitian WHO di Afrika yang menunjukkan kenaikan kasus COVID-19 di benua tersebut telah menembus angka 10.000.
Melansir dari TheHill, Moeti sempat mengatakan bahwa lonjakan kasus yang terjadi ini berpotensi dampak yang lebih parah dari sekedar kematian warga Afrika.
"(COVID-19) berpotensi tidak hanya menyebabkan ribuan kematian, tetapi juga melepaskan kehancuran ekonomi dan sosial," tuturnya.
Untuk total biayanya sendiri, Gates dan TikTok menyumbang masing sebesar 10 juta USD.
Jika dikonfersi ke Rupiah, maka jumlah tersebut mencapai angka 306 miliar Rupiah.
Seth Barkley, selaku pejabat eksekutif Gavi mengatakan bahwa nanti pihaknya akan segera mengirimkan bantuan ke Afrika berupa distribusi vaksin coronavirus setelah obat tersebut telah berhasil dikembangkan dan dilisensi.
Baca Juga: Dulu Bongkar Konspirasi WHO-AS, Mantan Menkes RI Ini Tolak Vaksin Corona Buatan Bill Gates
"Saat ini ada 76 calon vaksin di situs WHO dan enam diantaranya sudah memasuki uji klinis," ungkap Barkley kepada Reuters.
"Tapi untuk angka pastinya, sebenarnya jumlah calon vaksin ini lebih banyak yaitu diatas 100," lanjutnya.
Baca Juga: Dituduh Konspirasi, Bill Gates Tetap Prediksi Soal Penanganan Pandemi
Diakhir pernyataannya, Barkley juga mengatakan bahwa saat ini pengembangan vaksin coronavirus masih mengalami tantangan berupa kriteria standar untuk mengerucutkan jumlah calon vaksin lebih dari 50 tersebut.
Ia berpesan kepada negara-negara yang sedang mencoba membuat vaksin tersebut untnuk mengklasifikasikan obat tersebut berdasarkan sains, bukan politik.
(*)