Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Dulu Bongkar Konspirasi WHO-AS, Mantan Menkes RI Ini Tolak Vaksin Corona Buatan Bill Gates

None - Selasa, 28 April 2020 | 12:30
Bill Gates (kiri) dan Melinda Gates
businessinsider.com

Bill Gates (kiri) dan Melinda Gates

Nextren.com - Belum lama ini, pendiri Microsoft Corporation, Bill Gates, beserta sang istri, Melinda Gates tengah gencar membuat sebuah vaksin anti corona.
Melalui Yayasan Bill and Melinda Gates Foundation, keduanya bekerja sama dengan beberapa perusahaan ternama untuk membuat vaksin tersebut.
Vaksin itu diajukan oleh perusahaan bio teknologi yang berbasis di Pennsylvania, AS bernama Inovio Pharmaceuticals.
Selain itu, ada pula Perusahaan Brisbane Vaxxas yang telah mengembangkan vaksin anti corona berbentuk patch.
Patch tersebut mengandung 3.000 jarum mikro yang dapat bekerja menekan kulit selama 10 detik.
Vaksin anti corona berbentuk patch milik Bill Gates
7news.com.au

Vaksin anti corona berbentuk patch milik Bill Gates

Menurut juru bicara perusahaan tersebut, Angus Foster bahwa patch tersebut menyimpan vaksin ke dalam sel-sel kekebalan yang berlimpah tepat di bawah permukaan kulit.
"Menerapkan vaksin pada kulit adalah cara yang sangat efisien untuk memberikan vaksinasi. Banyak vaksin yang awalnya diberikan dengan menggosok permukaan kulit dan menerapkan vaksin ke daerah itu," kata Angus, dikutip dari 7 News Australia.
Selama studi klinis yang melibatkan 210 orang yang diberi vaksin flu, para peneliti menemukan tanggapan kekebalan secara signifikan lebih tinggi setelah tujuh hari daripada vaksin yang diberikan oleh jarum suntik.
Tak hanya itu Angus membeberkan, penelitian lebih lanjut menemukan bahwa vaksin tetap stabil selama satu tahun dalam suhu hingga 40 derajat, membuka kemungkinan pengiriman vaksinasi melalui pos, tanpa perlu mengunjungi dokter atau apoteker.
Meski demikian, langkah yang ditempuh Bill Gates ini rupanya ditolak mentah-mentah oleh Mantan Menteri Kesehatan RI, Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP.
Di balik jeruji besi akibat tersandung kasus korupsi pengadaan alat kesehatan di Departemen Kesehatan, Siti Fadilah meminta pemerintah tidak tergiur menggunakan vaksin buatan Bill Gates.
Siti menjelaskan, ada kemungkinan vaksin buatan Bill Gates ini belum terbukti 100% ampuh melenyapkan virus corona.
Pasalnya, ia menyangsikan apakah Bill Gates memiliki bibit virus yang sudah dilemahkan untuk diteliti hingga menjadi vaksin anti corona.
"Kalau Bill Gates sudah siap dengan vaksin corona sekarang, kapan dia punya seed (bibit) virusnya? Apa sebelum pandemic corona? Apalagi pada tahun 2015, dia telah mengumumkan akan ada pandemik besar di 2020," jelasnya.
Mantan Menkes RI juga mengkhawatirkan adanya pemasangan mikrocip yang diduga untuk memantau orang yang telah menggunakan vaksin tersebut.
"Apa betul microchip itu hanya untuk tanda, seperti yang dia katakan? Tidak ada bukti sama sekali," tegasnya.
Hal inilah yang mendasari Mantan Menkes, Siti Fadilah meminta pemerintah menolak ajakan penggunaan vaksin dari Bill Gates.
Tuduh Konspirasi AS-WHO
Pada tahun 2006 lalu, Siti berjibaku dengan pandemi virus flu burung H5N1 yang melanda Indonesia dan dunia di waktu itu.
Pada saat itu, Indonesia mengirim sampel ke laboratorium WHO. Namun, Siti Fadilah memutuskan menghentikan pengiriman virus flu burung ke laboratorium WHO pada November 2006.
Hal itu dilakukannya karena takut akan pengembangan vaksin yang lalu dijual ke negara-negara berkembang.
Dengan demikian Amerika Serikat mendapat keuntungan dan Indonesia tidak mendapat apa-apa. Ia juga takut bahwa vaksin itu akan digunakan untuk senjata biologi.
Setelah itu, ia berusaha mengembalikan hak Indonesia.
Pada 28 Maret 2007, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan WHO untuk memulai pengiriman sampel virus dengan cara baru untuk memberikan akses vaksin terhadap negara berkembang.
Siti Fadilah mengonfirmasi pada tanggal 15 Mei 2007 bahwa Indonesia kembali mengirimkan sampel H5N1 ke laboratorium WHO.
Pada tanggal 6 Januari 2008, Siti Fadilah merilis buku ‘Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung’.
Buku itu menceritakan mengenai konspirasi Amerika Serikat dan WHO dalam mengembangkan "senjata biologis" dengan menggunakan virus flu burung.
Siti Fadilah "membuka kedok" World Health Organization (WHO) yang telah lebih dari 50 tahun mewajibkan virus sharing yang ternyata banyak merugikan negara miskin dan berkembang asal virus tersebut.
Buku tersebut menuai protes dari petinggi-petinggi WHO dan AS. (*)

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x