Aktifitas WFH Makin Intensif dan Beresiko, Telkomsel Rilis Layanan Mobile Security

Kamis, 30 April 2020 | 09:00
pexels

(Ilustrasi) Work From Home

Nextren.com - Selama pandemi corona, sebagian besar organisasi menjalankan aktifitas dari rumah masing-masing atau Work From Home (WFH).

WFH seperti itu membutuhkan penggunaan device dan data yang makin besar, sehingga memperbesar resiko serangan cyber atau fraud data perusahaan.

Menurut GM Corporate and Government Product Marketing Telkomsel Rini Apriliani, hal itu terlihat dari peningkatan pengguna CloudX sebesar 5000% sejak pandemi, sementara peningkatan penggunaan data sebesar 20%.

Memang sejak bulan Januari 2020 trafik sudah mulai tinggi, tapi makin booming sejak pandemi karena perusahaan butuh video conference untuk WFH.

Baca Juga: Layanan GrabWheels Kini Bisa Disewakan Pengguna ke Rumah Masing-Masing

Guna memberikan keamanan sistem keamanan kerja secara online, Telkomsel hari ini (29/4) menghadirkan solusi Mobile Security bagi perusahaan.

Mobile Security adalah salah satu layanan dari Telkomsel myBusiness yang saat sedang ditawarkan, selain CloudX dan Hero Society.

Dharma Simorangkir, SVP Enterprise Telkomsel mengatakan bahwa tingginya penggunaan data ini juga karena adanya transformasi digital di banyak perusahaan dan organisasi.

Karena adanya pandemi, maka transformasi digital akan terjadi lebih cepat, karena orang dipaksa untuk being digital, bagaimana cara berkolaborasi, dan memanfaatkan data analitics.

Baca Juga: Xiaomi Mi 10 Youth 5G Hadir Dibandrol mulai Rp 4 Jutaan, Kameranya 5x Optical Zoom

Untuk itulah, Telkomsel saat ini ingin menjadi orchestrator teknologi digital, karena industri tidak perlu harus menguasai semua kebutuhan untuk transformasi digital tersebut.

Dalam hal ini , Telkomsel mengembangkan layanan berdasar keperluan indfustri, baik lewat jaringan 4G maupun jaringan dedicated dengan jaminan SLA untuk industri tertentu.

Transformasi Digital

Saat ini, semua jenis industri mau tak mau harus ke melakukan transformasi digital karena untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan, menghemat biaya dan memang sudah menjadi keniscayaan agar tak hilang ditelan perubahan.

Selama ini ada empat Inisiatif perusahaan untuk menuju trasnformasi digital, yaitu Mendigitalkan pengalaman konsumen, Mendigitalkan organisasi, Mendigitalkan produk dan layanan, serta Mendigitalkan operasional.

Baca Juga: Cara Menghapus Mention Dari Orang yang Tidak Diinginkan di Twitter

Telkomsel
Telkomsel

Proteksi Mobile Security Telkomsel

Contoh aktifitas mendigitalkan pengalaman konsumen, misalnya di perbankan dulu pelanggan harus datang ke kantor cabang untuk bertransaksi, lalu berubah semuanya bisa lewat ATM, dan kini berubah lagi menjadi mobile banking.

Hal itu harus dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, dan diharapkan oleh pelanggan yang memang sudah berubah harapannya.

Contoh Mendigitalkan organisasi misalnya dulu kalau rapat antar cabang di luar kota paling cepat sebulan sekali, dan harus bertemu di sebuah lokasi.

Kini semuanya bisa dilakukan lewat video conference, dan bisa dilakukan lebih cepat dan efisien.

Baca Juga: Google Meet Dilaporkan Mengalami Peningkatan 3 Juta Pengguna Per Hari

Produk dan layanan yang didigitalkan membuat perilaku konsumen akan lebih mudah dianalisa dengan data analytics, sehingga lebih responsif.

Sedangkan mendigitalkan proses operasi misalmya di pertambangan biasanya di perusahaan harus mencatat suhu secara manual, kini semuanya bisa dilakukan secara otomatis lewat iot dan digital.

Menurut Dharma, saat sebuah perusahaan masuk ke dunia digital, maka mereka harus mengantisipasi bahwa ada kebutuhan keamanan akan mobile security.

Menurut data dari IDC, tahun 2025 nanti akan ada total data sebesar 175 ZB yang disumbang oleh 55 persen perangkat akhir, dan 8,5 miliar smartphone, dengan 1,8 miliar di antaranya sudah 5G.

Baca Juga: HOOQ Resmi Tutup Besok, Netizen Malah Berikan Komentar Penyesalan

Maka yang terjadi adalah kolaborasi antar tim bakal 16% lebih banyak, 16% lebih cepat dan produktifitas personal naik 5 kali lipat.

Masalahnya, hal itu mengundang serangan malware ke perangkat mobile yang sangat besar setiap tahunnya.

Menurut data Kaspersky pada 2019, ada sekitar 80 juta serangan malware tiap tahun pada perangkat mobile.

Sementara berdasar studi IBM tahun lalu, ternyata rata-rata kerugian karena kebocoran data mencapai USD 3,92 juta.

Jadi jelas, bahwa keamanan merupakan hal penting bagi perusahaan yang melakukan transformasi digital.

Baca Juga: WhatsApp Hari Ini Resmi Bisa Buat Panggilan Dengan 8 Orang Loh!

Proteksi Mobile Security

Atas dasar itu, Telkomsel merilis layanan Mobile Security ini dengan fitur Unified Endpoint Management (UEM).

Fitur UEM ini menawarkan proteksi sekaligus kontrol menyeluruh, mulai dari aplikasi, browser, konten, hingga perangkat.

Contoh proteksi di sisi aplikasi adalah Whitelist, Blacklist, aplikasi privat, dan tanpa instalasi karena otomatis lewat OTA.

Lalu contoh untuk proteksi Browser adalah Secure browser, Tunneling dan akses khusus.

Baca Juga: Paket Sahur Internet Malam Telkomsel, Mulai Rp 2500 Untuk 2GB

Berikutnya, proteksi konten milik perusahaan dilakukan lewat enkripsi AES-256 bit, dan remote wipe.

Jadi data-data milik perusahaan tak akan bisa dibuka oleh pihak luar, dan jika perangkat yang dipegang karyawan hilang, maka bisa dihapus dari jarak jauh.

Sementara proteksi di sisi perangkat dilakukan lewat enkripsi perangkat, anti Copy Paste, hingga tethering dan setting.

Bukan sekedar antivirus

Layanan mobile security Telkomsel ini disebut bukan sekedar proteksi sejenis antivirus.

Namun ini adalah managed device perangkat bagi perusahaan, termasuk corporate policy untuk membatasi akses karyawannya.

Jadi ada jaminan proteksi keseluruhan, baik dari sisi serangan cyber, fraud atau salah pemakaian perangkat perusahaan yang diberikan ke karyawannya.

Baca Juga: REVIEW Hasil Video Dari Kamera Oppo Reno3 Pro, Pakai Teknologi OSIEp

Sebagai gambaran, menurut Rini Apriliani, biaya layanan ini adalah sebesar Rp 140 ribu per host khusus bulan Mei ini.

Adapun spek perangkat minimumnya adalah OS Android 6 atau iOS 10.

Dharma optimis bahwa demand terhadap layanan ini akan sangat tinggi, karena perusahaan saat ini dipaksa untuk melakukan transformasi digital dan berkolaborasi.

Layanan security ini menjadi tahap berikutnya dari aktifitas WFH yang intensif.

Dharma mengklaim banyak pertanyaan masuk ke pihaknya tentang layanan seperti ini.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto