Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin .
Nextren.com - Belanja online ialah salah satu hal yang bisa digunakan oleh banyak orang ketika dihimbau oleh pemerintah untuk berada di rumah saja.
Namun sayangnya, belanja online belum sepenuhnya aman karena masih saja ada beberapa oknum yang mencoba menipu pembeli.
Seperti yang dilaporkan dalam postingan Teguh Arifiyadi di halaman Facebook-nya, sejak orang pertama dinyatakan positif COVID-19, dua sampai tiga hari kemudian terdapat 500 laporan kasus penipuan.
Laporan kasus penipuan tersebut terkait penjualan masker dan hand sanitizer pada cekrekening.id.
Baca Juga: Layanan Terbaru Taksi Bluebird COD, Bisa Kirim dan Ambil Barang Hingga Belanjaan Apa Saja
Postingan yang di update kemarin tersebut juga menyebutkan sudah 33 hari sejak pasien pertama diumumkan oleh Presiden terdapat 18 ribu rekening yang dilaporkan dalam kasus penipuan online.
Penipuan tersebut sekitar 60 sampai 70 persennya bermoduskan penjualan masker, APD, hand sanitizer, donasi palsu yang dijanjikan pembelian bantuan APD atau membantu orang yang terdampak COVID-19.
Teguh pun berasumsi, jika satu rekening yang dilaporkan digunakan untuk menipu dua korban saja, artinya ada lebih dari 30 ribu orang Indonesia yang tertipu.
Ia pun memberikan informasi dari salah satu laporan masyarakat, bahwa orang tersebut telah ditipu hingga 40 juta rupiah untuk sekali transaksi.
Baca Juga: Modus Penipuan Mengaku Bea Cukai Lewat Medsos, Korbannya 70 Persen Wanita yang Terjerat Asmara
Teguh dalam postingannya juga mengingatkan bahwa penipu biasanya memanfaatkan iklan yang hadir pada Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Menurutnya, penipu tersebut bahkan berani membeli iklan berbayar resmi pada platform Instagram.
Penipu online yang disebutkan Teguh dikatakan mayoritas menggunakan rekening salah satu bank yang berjumlah lebih dari 10 ribu rekening.
Pembuatan rekening pada layanan bank tersebut dikatakan mudah karena hanya menggunakan jalur video call tanpa bertatap wajah langsung.
Baca Juga: Cegah Penipuan Dengan Manipulasi Psikologis, Gojek dan Kemenkominfo Berikan Edukasi dan Sosialisasi
Postingan yang memiliki 103 komentar diantaranya ada beberapa akun yang bercerita dan memberikan bukti mereka pernah tertipu.
Adapun Instagram dikatakan sudah menghapus konten yang mengaitkan COVID-19 pada platformnya dan hanya menyajikan dari sumber tepercaya saja.
WhatsApp pun juga sudah memberikan upaya dalam melawan hoaks tentang penyakit mematikan tersebut.
Baca Juga: Berikut Langkah Peduli Instagram Atasi Pandemi Dengan Fitur Baru
Sebagai pengguna sosial media, pengguna juga harus tetap berhati-hati dalam membeli sebuah barang.
Belajar dari pengalaman pengguna yang sudah alami penipuan, lihat dari sisi review pembeli dan jangan terpengaruh oleh harga yang murah.
(*)