User di Tiongkok Dilarang Pakai Bahasa Kanton di Aplikasi Tiktok

Sabtu, 04 April 2020 | 11:30
techcrunch.com

TikTok

Nextren.com - TikTok merupakan aplikasi berbagai video pendek yang saat ini menjadi terpopuler di seluruh dunia.

Hampir setiap orang pada suatu negara memiliki akun TikTok pada smartphonenya.

Hal ini dapat diasumsikan karena aplikasi tersebut telah di download sebanyak 100 juta kali di Google Play Store.

ByteDance sebagai pengembang TikTok tentunya juga sudah dikenal oleh para pengguna aplikasi tersebut.

Baca Juga: Merasa Terancam, Senator Amerika Bakal Blokir TikTok di Semua Hape Milik Pemerintah

Namun, mungkin ada yang belum mengetahui bahwa TikTok sebenarnya memiliki saudara serupa yang menjadi dua aplikasi terpisah.

Melansir dari Techdirt, aplikasi milik ByteDance itu bernama Douyin yang hanya diperuntukkan bagi masyarakat China.

Jadi, selama ini TikTok sebenarnya hanya diberikan untuk masyarakat global saja kecuali Tiongkok.

Alasan ByteDance melakukan hal tersebut dikarenakan sistem pemerintahan di Tiongkok sangatlah ketat.

Semua yang ada pada aplikasi tersebut harus mengikuti aturan do and don't yang telah ditetapkan dalam kebijakan lokal.

Dengan adanya aturan tersebut, ternyata ByteDance telah memberikan aturan ketat untuk para penggunanya di Tiongkok.

Beberapa waktu lalu, ditemukan sebuah unggahan di akun Twitter milik David Paulk (@davidpaulk) yang merupakan kepala berita di situs Sixth Tone.

Dalam postingannya, David memberikan kesempatan langka bagi para netizen Twitter untuk melihat secara langsung bagaimana proses yang terjadi di dalam Douyin.

Baca Juga: Dokumen Rahasia TikTok Bocor, Dikatakan Tak Mau Ada Orang Jelek

"Pada hari Senin, akun WeChat yang bermarkas di Guangzhou Yangcheng Net memposting sebuah artikel yang merinci bagaimana beberapa pengguna Douyin menerima larangan 10 menit dari platform karena berbicara dalam bahasa Kanton asli mereka selama siaran langsung," ungkap David di awal threadnya.

Larangan tersebut secara otomatis muncul pada layar pengguna yang dikirimkan oleh pihak aplikasi.

Kembali mengutip dari Techdirt, isi larangan tersebut berisi, "Tolong gunakan Bahasa Mandarin untuk melibatkan lebih banyak pengguna dari daerah lain (Tiongkok)."

Dalam thread tersebut, Paulk juga memberikan pengalaman langsung salah satu pengguna Douyin yang mengalami hal tersebut.

Liang, pemegang akun Douyin tersebut merupakan pengguna aplikasi yang mengatakan Bahasa Kanton kepada 23.000 followersnya di aplikasi.

Ia mengaku telah mendapatkan dua larangan dan beberapa peringatan karena menggunakan Bahasa Kanton.

Paulk merasa janggal karena Bahasa Kanton merupakan bahasa asli yang dimiliki oleh warga Tiongkok.

Saat menanyakan hal tersebut kepada ByteDance, Paulk justru mendapatkan balasan bahwa untuk tidak melanjutkan tulisan tersebut.

Baca Juga: Youtube dan Google Kembangkan Aplikasi Baru Pesaing TikTok

Jika melihat dari thread tersebut, Paulk menuliskan asumsinya bahwa dia menaruh kecurigaan adanya tekanan dari Pemerintah China kepada pihak Douyin.

Namun, setelah thread ini beredar, pihak Douyin melalui pesan teks telah mengatakan kepada Paulk bahwa:

"Douyin membangun kemampuan keamanan konten untuk bahasa dan dialek tambahan. sebagai salah satu dialek yang paling banyak digunakan di Cina, Kanton adalah prioritas utama dan kami berharap itu didukung penuh dalam waktu dekat."

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya