Drone Pandemi Ini Bisa Pantau dan Deteksi Orang Terinfeksi Virus Corona Dari Jarak Jauh

Senin, 30 Maret 2020 | 21:58
Geoff Robinson

Drone Pendeteksi Orang Terinfeksi Virus Corona Dari Jarak Jauh

Nextren.com - Semua ahli di seluruh dunia saat ini tampaknya sedang fokus untuk mencari cara mengurangi dan membasmi wabah virus corona.
Sesuai bidangnya masing-masing, ilmuwan mencari cara yang bisa membantu mengurangi penyebaran penyakit yang sudah menjadi pandemi berbahaya ini.
Maka para ahli membuat 'drone pandemi' untuk membantu membatasi penyebaran coronavirus.
Drone ini dilengkapi dengan sensor dan mata komputer, sehingga bisa memantau dan mendeteksi orang dengan kondisi pernapasan terindeksi.
Sistem dalam drone ini juga dapat mengidentifikasi orang-orang yang bersin dan batuk di kerumunan, kantor, bandara, kapal pesiar, panti jompo dan tempat-tempat lain, di mana kelompok orang terbiasa bekerja atau berkumpul.
Baca Juga: Proyek 5G Huawei di Inggris Terancam Batal, Gara-gara China Dituduh Menutupi Kasus Wabah Virus Covid-19
Pembuatnya berharap bisa menyebarkan drone pintar ini dalam enam bulan dan di berbagai lokasi di mana diperlukan pendeteksian paling banyak, seperti dilansir dari DailyMail (27/3).
Drone pandemi ini sedang dikembangkan oleh University of South Australia (UniSA) dan pembuat drone Draganfly.
Kendaraan udara tak berawak (UAV) ini memiliki sensor dan teknologi penglihatan komputer yang dapat memonitor suhu, jantung dan laju pernapasan orang-orang dalam kerumunan, termasuk dengan mereka yang batuk dan bersin.
Para peneliti yang terlibat mengatakan, drone ini berhasil mengukur detak jantung dan laju pernapasan seseorang dengan akurasi tinggi dari jarak 5 hingga 11 meter.
Sementara drone itu sendiri terbang dengan jarak 55 meter dengan kamera tetap.

Sistem dalam droner itu menggunakan algoritma khusus untuk melihat seseorang bersin dan batuk.

Tim UniSA yang dipimpin oleh Profesor Javaan Chahl sebagai Ketua Pertahanan Sistem Sensor percaya bahwa drone atau UAV seperti ini bisa menjadi alat skrining yang layak untuk pandemi COVID-19.
"Mungkin tidak mendeteksi semua kasus, tetapi bisa menjadi alat yang dapat diandalkan untuk mendeteksi keberadaan penyakit di suatu tempat atau dalam sekelompok orang."
Baca Juga: Hiburan Kocak Para Komika Saat #DiRumahAja Mencegah Penularan Wabah Corona
Chahl mengatakan teknologi itu awalnya dipertimbangkan untuk zona perang dan bencana alam, serta memonitor detak jantung bayi prematur dari jauh di dalam inkubator.
"Sekarang, yang mengejutkan, kita melihat adanya kebutuhan untuk dipakai segera, yaitu untuk membantu menyelamatkan nyawa dalam bencana kesehatan terbesar yang dialami dunia dalam 100 tahun terakhir."
CEO Draganfly, Cameron Chell mengatakan perusahaannya akan menggunakan sensor, perangkat lunak, dan keahlian tekniknya untuk bekerja dengan UniSA untuk berintegrasi dan menggunakan untuk pelanggan pemerintah, medis dan komersial.
“Kami merasa terhormat dapat mengerjakan proyek penting ini mengingat pandemi yang saat ini dihadapi dunia dengan Covid-19."
Baca Juga: Rumah Sakit di Irlandia Ini Pakai Robot untuk Bantu Tugas Perawat Pasien Virus Corona
"Pemantauan kesehatan dan pernapasan akan sangat penting tidak hanya untuk deteksi tetapi juga untuk memahami tren kesehatan, 'kata Chell.
Virus corona dimulai di Cina Desember 2019 dan sejak itu menyebar ke hampir setiap negara di dunia.
Drone telah menjadi alat yang sangat membantu selama pandemi berlangsung, karena banyak negara menggunakan teknologi drone untuk memantau orang-orang yang menolak karantina.
Departemen Kepolisian Chula Vista di San Diego, California telah berinvestasi dalam dua drone yang masing-masing berharga $ 11.000 (Rp 180 juta).
AsiaWire
AsiaWire

pengggunaan drone di China untuk disinfeksi wilayah

Baca Juga: Ini Maksud Tantangan
Polisi juga berencana untuk menambahkan pengeras suara dan kamera penglihatan malam (night vision), setelah minggu lalu Gubernur Gavin Newsom memerintahkan penduduk untuk tinggal di rumah demi mencegah penyebaran COVID- 19.
Sebelumnya, China juga menggunakan drone untuk menyemprotkan desinfektan ke desa-desa dan kota-kota yang terkena virus corona.
Para pejabat berharap bahwa disinfektan akan mencegah penyebaran virus Covid-19 lebih luas, meskipun belum diketahui seberapa efektifnya cara ini.
Saat itu, seorang penduduk desa di kota Heze, Shandong, menawarkan drone pribadinya untuk mensterilkan area seluas 172.000 kaki persegi dalam suatu pagi.
Kendaraan udara tak berawak terbukti menjadi metode yang jauh lebih cepat untuk kebersihan publik, dibandingkan cara tradisional baik dengan berjalan kaki atau dengan truk.
Baca Juga: Inilah 3 Situs Streaming Drama Korea Terpopuler, Ada Itaweon Class!
Apa Gejala Corona virus?
Seperti coronavirus lainnya, termasuk yang menyebabkan flu biasa dan yang memicu SARS, COVID-19 adalah penyakit pernapasan.
Gejala yang paling umum adalah:- Demam- Batuk kering- Sesak napas- Sulit bernafas- Kelelahan
Baca Juga: Layanan Film di Google Play Nantinya Akan Bisa Dinikmati Secara Gratis
Meskipun hidung meler tidak dikesampingkan sebagai gejala coronavirus, namun sejauh ini tampaknya tidak menjadi gejala utama.
Kebanyakan orang hanya menjadi sakit ringan, tetapi infeksi dapat menjadi serius dan bahkan mematikan, terutama bagi mereka yang lebih tua atau memiliki masalah kesehatan sebelumnya.
Baca Juga: 5 Film Horor Thriller Ini Bisa Ditonton Gratis Tanpa Iklan di TubiTV
Jika terserang virsuCovid-19 ini, pasien akan mengalami pneumonia, yang dapat menyebabkan:
- Berpotensi dengan lendir berwarna kuning, hijau atau berdarah- Demam, berkeringat dan menggigil kedinginan- Sesak napas- Napas cepat atau dangkal- Nyeri saat bernafas, terutama saat bernafas dalam atau batuk- Nafsu makan rendah, energi dan kelelahan- Mual dan muntah (lebih sering terjadi pada anak-anak)- Kebingungan (lebih sering terjadi pada orang lanjut usia)- Beberapa pasien juga melaporkan diare dan gagal ginjal terkadang merupakan komplikasi.
Hindari orang dengan gejala tersebut.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya