Nextren.com - Peningkatan standar keamanan menjadi fokus bagi layanan transportasi online seperti GoJek. Yang terbaru, Gojek memastikan keamanan perempuan saat menggunakan aplikasinya, lewat fitur-fitur bernama Gojek SHIELD.
Fitur ini memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan, dioperasikan oleh tim keamanan digital kelas dunia, sehingga fitur Gojek SHIELD ini berusaha memastikan keamanan dari sebelum memulai perjalanan, selama perjalanan dan pada saat darurat.
Fitur-fitur keamanan tersebut diantaranya: - penyamaran nomor telepon baik pelanggan maupun driver, - fitur bagikan perjalanan, - tombol darurat yang terhubung dengan Customer Care dan Unit Darurat yang siaga 24/7 dan mengadopsi perspektif korban.
Monita Moerdani, SVP Transport Marketing Gojek dalam keterangannya Rabu (11/3), mengatakan bahwa fitur Gojek SHIELD bisa memberikan rasa aman saat menggunakan aplikasi Gojek.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Order Fiktif di Surabaya, Punya 8.850 Nomor Telepon Aktif dan 41 Akun Gojek
Ini sangat penting karena sebanyak 55% dari total perjalanan GoRide dan GoCar sering terjadi di malam hari dan dilakukan oleh pelanggan perempuan.
Keamanan pengguna GoJek terutama perempuan, tak hanya dikawal lewat teknologi di dalam aplikasi Gojek saja.
Gojek juga melakukan serangkaian upaya keamanan di luar aplikasi, lewat sisi proteksi dan edukasi.
Hal itu ditandai dengan peluncuran Zona Aman Bersama Gojek dan pelatihan active bystander bagi para mitra GoRide dan GoCar.
Baca Juga: Refund Gopay, Calon Fitur Unggulan Gojek Tahun 2020 untuk Pengguna Ojek Online
Zona Aman Bersama Gojek merupakan ruang ramah perempuan dengan memanfaatkan ratusan shelter atau titik jemput Gojek di berbagai lokasi di Indonesia.
Keunggulannya ada pada lokasinya yang strategis, dekat keramaian dan berada di titik transportasi publik.
Selain itu, Zona Aman Bersama Gojek ini juga hadir lebih lengkap lewat penerangan memadai, kursi tunggu, dan materi edukasi publik untuk mensosialisasikan ruang publik aman bagi perempuan.
Banyak insiden terkait keamanan yang terjadi pada perempuan di ruang publik karena kurangnya ruang publik yang ramah perempuan dan kesadaran publik akan kekerasan seksual.
"Kami tentu terus berinvestasi untuk meningkatkan rasa aman dengan menjadikan shelter kami sebagai ruang ramah perempuan serta menjadikan mitra driver kami sebagai active bystander untuk menciptakan budaya aman di ruang publik,” ujar Monita.