Twitter Akan Hapus Otomatis Cuitan Kekerasan, Pelecehan, dan SARA

Jumat, 06 Maret 2020 | 09:43
Hindustan Times

CEO Twitter, Jack Dorsey

Nextren.com - Twitter saat ini menjadi salah satu media sosial yang memiliki jumlah pengguna lebih dari puluhan juta user.

Hal tersebut dapat dilihat dari angka di Google Play Store bahwa aplikasi ini sudah di download sebanyak 500 juta kali.

Tak heran jika sebuah topik peristiwa akan mengalami penyebaran yang cepat pada platformnya.

Sejumlah komentar beragam dalam menanggapi sebuah peristiwa tersebut pun akan dapat dilihat di lini masa Twitter.

Baca Juga: Bosan Dengan Teks Twitter yang Gitu Gitu Aja? Coba Cara Ini!

Mulai dari komentar positif, inspiratif, inovatif, bahkan hingga komentar 'koreksi' yang bisa kamu temukan dalam sebuah topik di media sosial ini.

Tak jarang juga ada sebuah postingan yang dapat dikatakan menjatuhkan orang-orang tertentu.

Melihat masalah tersebut, Twitter nampaknya akan segera akan mengeluarkan aturan baru pada platformnya.

Baca Juga: Twitter Tolak Semua Iklan Politik, Donald Trump Bidik YouTube untuk Kampanye Pilpres AS 2020

Melansir dari CNet, hari Kamis lalu Twitter menyatakan akan memperluas keamanannya terhadap ujaran kebencian.

Perusahaan diketahui akan memblokir bahasa-bahasa yang menyangkut disabilitas, body shaming, ataupun penyakit.

Nantinya, pihak Twitter akan menghapus secara otomatis cuitan-cuitan yang bertentangan dengan aturan baru tersebut.

"Setiap tweet yang sudah diposting sebelum peraturan ini dijalankan juga nantinya akan dihapus" ungkap Twitter seperti yang dikutip dari CNet.

Baca Juga: Begini Cara Sembunyikan Kata di Twitter Biar Tidak Ada yang Kepo

Affinity Magazine

Twitter

Namun, untuk cuitan-cuitan yang lampau, pengguna perlu melaporkannya terlebih dahulu sebelum bisa dihapus.

Sebenarnya, peraturan ini sudah sempat dilakukan oleh Twitter tahun lalu.

Ya benar, Twitter pernah memblokir sejumlah cuitan yang membahas tentang keagaman yang cenderung ekstrim.

Hal tersebut dilakukan karena saat itu sedang marak topik-topik keagamaan di seluruh dunia.

Terkait usaha Twitter yang sedang melakukan perencanaan terkait pemblokiran terhadap 3 topik tersebut.

Change the Terms, salah satu koalisi masyarakat yang menangani kebencian online, memberikan komentarnya.

"Twitter harus memperluas kebijakan perilaku kebenciannya untuk melindungi orang kulit berwarna dan melarang bahasa yang merendahkan manusia berdasarkan ras, etnis, atau status imigrasi mereka" ungkap Jessica J. Gonzales, salah satu pendiri Change the Terms.

Baca Juga: Akun Facebook di Twitter dan Instagram Diretas oleh Grup Hacker Arab

Dengan adanya komentar ini, Twitter masih belum bisa memastikan apakah masukkan dari koalisi tersebut akan langsung dijalankan atau tidak.

Yang jelas di tahun ini, Twitter akan mencoba melawan sejumlah pelanggar di platformnya untuk memberikan kenyamanan bagi para pengguna lainnya.

(*)

Tag :

Editor : Kama

Baca Lainnya