Kronologi Bobolnya Rp 300 Juta Rekening Wartawan Senior, Ambil Alih Nomor Hape Dengan KTP Palsu

Senin, 10 Februari 2020 | 19:30

Tangkapan CCTV di gerai Indosat Bintaro Jaya Xchange. Si penipu yang mengaku sebagai Ilham Bintang terlihat berkonsultasi dengan karyawan customer service

Nextren.com - Pembobolan rekening wartawan senior Ilham Bintang membuat geger industri telekomunikasi dan perbankan.

Dengan cara sangat rapi, dana sekitar Rp 300 juta di bank dikuras dan ditransfer ke banyak tujuan.

Modusnya adalah dengan menguasai nomor operator seluler Ilham Bintang dan dipakai untuk mengubah password rekening bank.

Hampir tiga pekan pasca laporan kasus pembobolan itu, polisi menangkap delapan tersangka pembobolan rekening melalui nomor telepon seluler milik wartawan senior, Ilham Bintang.

Mereka ditangkap di tempat berbeda, namun mereka merupakan sindikat penipu asal Sumatera Selatan.

Baca Juga: Huawei Xiaomi Oppo dan Vivo Bergabung Saingi Google Play Store

Siapa saja tersangkanya?

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus seperti dilansir kompas.com, masing-masing tersangka bernama Desar (D), Hendri Budi Kusumo (H), Heni Nur Rahmawati (H), Rifan Adam Pratama (R), Teti Rosmiawati (T), Wasno (W), Jati Waluyo (J), Arman Yunianto (A).

Mereka juga memiliki peran yang berbeda dalam melancarkan aksinya membobol rekening Ilham.

Bahkan, salah satu tersangka merupakan karyawan sebuah bank swasta.

Baca Juga: Ini Daftar 25 Lokasi Kamera Tilang Elektronik di Jakarta, Hari Pertama 161 Motor Terekam Melanggar

Siapa otak pembobolan rekening Ilham?

Pria bernama Desar merupakan otak dari kasus pembobolan rekening milik Ilham Bintang tersebut.

Desar ditangkap di sebuah kecamatan di daerah Palembang, Sumatera Selatan.

Ternyata Desar ini merupakan sindikat pembobol rekening asal Sumatera Selatan.

Korbannya tak hanya Ilham Bintang saja, karena dia mengaku telah beraksi sebanyak 19 kali sejak tahun 2018.

Baca Juga: CEO Xiaomi Sebut Mi 10 Bakal Jadi Hape yang Mahal, Ternyata Ini Penyebabnya

Polisi Cokok 8 Pembobol Rekening Ilham Bintang

Saat ditangkap, polisi menemukan barang bukti berupa senjata api di rumah Desar.

Selain mempunyai jaringan di Jakarta, Desar juga mempunyai jaringan yang lain, dan sudah ada beberapa korban," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2020).

Sementara menurut Kanit 2 Subdit 4 Jatanras Polda Metro Jaya Kompol Hendro Sukmono yang dikonfirmasi terpisah, total kerugian seluruh korban pembobolan rekening oleh Desar diperkirakan mencapai Rp 1 miliar.

Dalam menjalankan aksi pembobolan rekening, Desar dibantu dua orang kepercayaan yakni tersangka Teti dan tersangka A.

Baca Juga: Ini Dia Fitur yang Akan Hilang Kalau AirPods Dipakai di Android

Tersangka Teti adalah orang yang membantu membobol rekening di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Teti juga membantu menguras uang Ilham Bintang, senilai Rp 300 juta yang disimpan di dua rekening bank.

Sementara itu, polisi masih memburu tersangka A dan mengindentifikasi korban pembobolan Desar lainnya.

"Ada kelompok lain, 19 (korban) itu (dibantu) dua kelompok. Jadi, D mempunyai dua kaki (tangan), T sama A (masih DPO)," ungkap Hendro.

Selain itu, Desar juga diketahui berperan membuat rekening penampung untuk menyimpan uang hasil penipuan.

Baca Juga: Spotify Premium ada Iklan? Baru Pertama Kalinya di Negara Arab

Bagaimana memperoleh data pribadi Ilham Bintang?

Ternyata Desar memperoleh data pribadi Ilham Bintang karena bantuan Hendri.

Hendri ini merupakan karyawan salah satu bank swasta yakni BPR Bintara Pratama Sejahtera.

Hendri berperan menjual data nasabah menggunakan Sistem Laporan Informasi Keuangan (SLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada Desar.

SLIK OJK tersebut memuat data pribadi nasabah di antaranya nomor induk kependudukan (NIK), limit penarikan uang dalam rekening, dan data kartu kredit.

Baca Juga: Google Trends 2019 Jadi Bahan Acuan Google Kampanyekan 'Cara Move On'

Dalam beraksi, Hendri dibantu dua tersangka lainnya yakni Heni dan Rifan untuk mengumpulkan data nasabah secara acak sesuai permintaan Desar.

Laludia menjual data nasabah itu, salah satunya milik Ilham Bintang, seharga Rp 100.000.

Transaksi jual beli data nasabah itu sudah dilakukan sejak Januari 2019.

Harga penjualan data nasabah itu sempat turun sejak awal tahun 2020.

Namun, polisi mencatat keuntungan yang diperoleh Hendri dari transaksi jual beli data nasabah itu sudah mencapai Rp 500 juta.

Baca Juga: Suka Pakai WhatsApp Web di PC? Hati-hati Klik Link Karena Data Bisa Dicuri

"Per tanggal 6 Januari 2020, turun harga karena banyak permintaan dari pelaku (tersangka Desar) menjadi Rp 75.000 per data (satu nasabah)."

"Keuntungan dari Januari 2019 sampai Februari 2020, kami rekap sekitar Rp 400 sampai 500 juta," ujarpolisi.

Bagaimana pelaku bobol rekening melalui nomor telepon?

Setelah mendapatkan data rekening pribadi milik Ilham Bintang, Desar mencoba menghubungi nomor pribadi Ilham.

Namun, saat itu nomor telepon Ilham tidak dapat dihubungi karena dia tengah berada di Australia.

Baca Juga: YouTube Music untuk Android Sekarang Mulai Tampilkan Lirik di Setiap Lagu, Asyik Buat Karaoke!

"Itulah kesempatan dia, saat (nomor Ilham) mati, itulah dia membuat SIM card baru," ungkap Yusri.

Desar selanjutnya merencanakan aksi pembobolan menggunakan duplikat nomor Ilham.

Dia meminta bantuan Teti untuk mengurus pembuatan SIM card baru duplikat nomor Ilham di gerai Indosat di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Bintaro.

Proses pembuatan SIM card baru itu membutuhkan KTP Ilham.

Oleh karena itu, Ilham dibantu tersangka Jati untuk membuat KTP palsu berdasarkan data pribadi Ilham Bintang yang tertera pada SLIK OJK.

Baca Juga: Tak Mau Ketinggalan Tren, Google Translate Juga Akan Tampil dengan Dark Mode

Tersangka Jati diketahui memiliki usaha percetakan.

KTP palsu itu pun dibuat menggunakan foto tersangka Arman.

"(Teti) bekerja sama dengan Jati untuk membuat KTP, teknisnya dari KTP bekas. Fotonya menggunakan tokoh pengganti yakni tersangka Arman. Tapi, datanya adalah data pribadi Ilham Bintang," jelas Yusri.

Setelah mencetak KTP palsu itu, Teti ditemani tersangka Wasno mengurus proses pembuatan SIM card duplikat nomor Ilham di gerai Indosat.

Teti kemudian menyerahkan nomor duplikat Ilham kepada Desar.

Baca Juga: Google Maps Ganti Logo Lebih Simple Sekaligus Menambah Beberapa Fitur

Apa selanjutnya yang dilakukan setelah membobol rekening?

Setelah mendapatkan duplikat nomor Ilham, Desar kemudian meretas akun email pribadi Ilham untuk membobol rekening.

"Dia (Desar) masuk aplikasi Yahoo untuk mengetahui email pribadi Ilham karena memang membutuhkan password untuk membuka," ujar Yusri.

"Saat minta direset (untuk membuka email Ilham), dikirimlah OTP (One Time Password) ke nomor telepon baru."

"Jadi, OTP itu dijadikan data untuk mengganti password (email pribadi Ilham)," sambungnya.

Setelah email terbuka, maka terbukalah data bank, sehingga jadilah dua rekening (Ilham) habis terkuras

Baca Juga: Terekam Kamera, Sebuah Xiaomi Redmi Note 6 Tiba-Tiba Meledak Saat Hendak Diperbaiki

Desar pun bisa masuk ke dua rekening milik Ilham dengan leluasa dan menguras uang hingga Rp 300 juta.

Uang hasil pembobolan itu digunakan untuk belanja online.

Desar membeli barang-barang online dari Lazada dan Blibli.

Setelah itu, (uang yang dibobol dari) Bank Commonwealth digunakan untuk membeli emas (secara online).

Selain itu, lanjut Yusri, uang hasil pembobolan itu juga disimpan di rekening penampung milik Desar dan sisanya dibagi kepada 7 tersangka lainnya dengan jumlah yang berbeda.

Baca Juga: Ternyata, Google Sedang Kembangkan Sistem Operasi Baru Bernama Pigweed

Pembagian uang di antaranyaadalah para pelaku di Jakarta yang bertugas membuat KTP palsu yakni tersangka T (Teti) mendapat Rp 15 sampai 20 juta dan W (Wasno) yang perannya datang ke gerai provider mendapat Rp 3,5 juta.

Ilham Bintang baru menyadari rekeningnya telah dibobol saat dia tiba di Indonesia.

Kemudian, dia melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya tanggal 17 Januari 2020.

Atas perbuatannya, para tersangka terancam hukuman 20 tahun penjara.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto