Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo
Nextren -Internet mungkin sudah jadi salah satu kebutuhan pokok semua masyarakat di dunia.
Sekarang banyak sekali aktivitas yang membutuhkan internet di dalamnya.
Mulai dari belajar, mencari kerja, berbelanja, bisnis, investasi, sampai penyebaran berita.
Baca Juga: NASA Gunakan Teleskop JWS Demi Temukan Oksigen Diluar Bumi
Kalau saja akses internet mendadak mati dalam beberapa jam, pastinya kerugian materi yang sangat besar bisa menimpa banyak pihak.
Dilansir oleh South China Morning Post, Kamis (9/1/2020), kerugian yang diakibatkan dari hilangnya internet sepanjang tahun 2019 mencapai $8 miliar.
Kalau dirupiahkan, kerugian itu sebesar Rp 110 triliun lebih.
Berdsarkan pantauan dari Top10VPN.com, tercatat ada sekitar 122 kasus matinya internet di lebih dari 21 negara sepanjang tahun 2019 kemarin.
Total ada 18.225 jam waktu yang dihabiskan tanpa adanya akses internet sama sekali.
Pemadaman internet ini walaupun sebentar tapi berhasil melumpuhkan aktifitas perekonomian di banyak negara.
Baca Juga: Petinggi Facebook Akui Donald Trump Menangi Pemilu 2016 Berkat Layanan Mereka
Biasanya ketidakteraturan akses internet ini bisa menghilangkan kepercayaan investor.
Akibatnya negara bisa kehilangan modal besar dalam sekejap.
South China Morning Post juga mencatat kalau wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara jadi wilayah dengan gangguan internet paling sering.
Baca Juga: Rusia Uji Coba Internet yang Tidak Terhubung Dengan Dunia Luar
Tahun lalu saja kerugian yang diterima negara-negara di kawasan tersebut akibat pemadaman internet mencapai $3,1 miliar.
Salah satu penyebabnya adalah ketegangan hubungan politik antara Irak dan Iran sepanjang tahun lalu.
Seperti biasa, negara-negara arab yang ada di kawasan tersebut akan selalu terkena dampaknya.
Baca Juga: Asosiasi Mobile Marketing Sebut 97 Persen Penduduk Indonesia Sudah Pakai Internet
Lima negara yang tercatat mengalami kerugian terbesar dari kasus pemadaman internet adalah Irak, Sudan, India, Venezuela, dan Iran.
Platform media sosial juga jadi salah satu yang menerima dampak paling nyata dari kejadian semacam ini.
Beberapa di antaranya adalah WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, dan Youtube.
Baca Juga: Setelah 2 Tahun Diblokir Pemerintah, Warga Turki Bakal Bisa Mengakses Wikipedia Lagi
Kasus pembatasan akses ke media sosial cukup sering terjadi di dunia. Indonesia salah satunya.
Umumnya ini dilakukan untuk mencegah peredaran informasi yang bisa membuat situasi memburuk di tengah konflik.
Tahun ini pemadaman internet akibat ketegangan politik bisa makin sering terjadi.
Baca Juga: Pentingnya Akses Digital Bagi Warga Indonesia di Perbatasan Negara, Desa Maritim Dibangun di Asahan
Awal tahun ini saja konflik antara Iran dan AS sudah mulai memanas.
Bukan tidak mungkin dalam beberapa bulan ke depan akan semakin banyak negara yang ikut ambil peran dalam konflik tersebut.
Top10VPN.com menyebut semakin bertumbuhnya perekonomian digital, maka risiko kerugian akibat pemadaman internet juga akan semakin besar. (*)
Baca Juga: Muncul Petisi Tuntut Pemerintah Buka Kembali Akses Internet di Papua