Kemenkes Pastikan Broadcast Tentang Vaksin Bikin Autis Adalah Hoaks

Jumat, 03 Januari 2020 | 19:10
palembang.tribunnews.com

Ilustrasi pemberian vaksin pada anak

Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo

Nextren -Belakangan ini banyak beredar pesan broadcast lewat aplikasi WhatsApp yang menyebutkan bahaya penggunaan vaksin.

Dalam pesan yang tersebar, disebutkan kalau pemberian vaksin pada anak bisa menyebabkan autis.

Baca Juga: Viral Tarif Ojol Disebut Lebih Mahal Dari Tarif Pesawat, Bener Gak Sih?

Disebutkan ada hubungan antara kandunagn Thimerosal (Etil Merkuri) pada vaksin dan autisme.

Pembuat pesan juga menjelaskan tentang kondisi anak yang didiagnosis mengidap Autisme Spectrum Disorder.

Berikut ini tangkapan layar dari pesan yang beredar.

Baca Juga: Ustadz Yusuf Mansur vs Anies, Emoticon Senyum Berubah Jadi Mengejek?

Kompas.com

Pesan hoaks tentang vaksin yang menyebabkan autis

Untuk meyakinkan para penerima pesan, semua hal yang tertulis disebut berasal dari buku berjudul "Children with Starving Brains" karangan Jaquelyn McCandless, MD.

Si pembuat pesan menceritakan kisah anakanya yang menerima vaksin yang mengandung pengawet jenis Thimersoal.

Baca Juga: Cegah Kejahatan, Korea Selatan Pasang CCTV yang Ditanamkan AI

Thimersoal disebut mempunyai kandungan Etilmerkuri yg menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder.

Disebutkan juga kalau vaksin dengan kandungan itu sudah dilarang peredarannya di Amerika sejak akhir tahun 2001.

Terakhir, si penulis berpesan kepada dinas kesehatan untuk segera memusnahkan semua vaksin yang mengandung Thimerosal.

Baca Juga: Jauhkan Pemicu Epilepsi, Twitter Blokir Gambar Berformat PNG

Ia menuding banyak vaksin tersebut masuk ke Indonesia sebagai hasil sisa stok dari Amerika Serikat.

Menanggapi kejadian ini, tim Kompas.com langsung menghubungi Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr. Anung Sugihantono, M.Kes, untuk meminta klarifikasi.

Pada akhirnya ditemukan fakta kalau pesan tersebut adalah hoaks dan sudah muncul sejak tahun 2015.

Baca Juga: Dua Pasangan Lansia Ini Kecanduan Smartphone Parah, Simak Ceritanya!

"Itu berita hoaks sejak tahun 2015 yang lalu," kata Anung saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (3/1/2020) siang.

Sebenarnya pada tahun 2015 lalu pihak Kemenkes sudah mengeluarkan klarifikasi tentang vaksin penyebab autisme ini secara resmi.

Saat itu disebutkan kalau zat Thimersoal sudah digunakan secara luas dalam berbagai keperluan farmasi.

Baca Juga: Ini Tarif Media Sosial yang Harus Dibayar Para Influencer, Tarif YouTube Mencapai Rp 93 Juta

Mulai dari vaksin, antibodi buatan (imunoglobulin), antiserum, dan obat tets mata untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme.

"Belum ada bukti yang mendukung bahwa thimerosal pada vaksin berpengaruh terhadap perkembangan syaraf anak/terhadap gangguan sistem syaraf," demikian bunyi keterangan Kemenkes.

Manfaat vaksinasi lebih besar dibandingkan risiko adanya thimerosal di dalam vaksin.

Dalam surat resmi Kemenkes juga disebutkan, ITAGI besama Satgas Imunisasi IDAI telah melakukan kajian dan akan menginformasikan lebih luas hasil kajian tersebut. (*)

Baca Juga: Begini Cara Video Youtube Pakai Hak Cipta, Dijamin Anti Plagiator

Editor : Kama

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya