Nama di KTP Pria Muslim Asal Malang Ini 'Slamet Hari Natal', Jadi Sering Dianggap Main-main

Selasa, 24 Desember 2019 | 11:25
(KOMPAS.COM/ANDI HARTIK)

Slamet Hari Natal saat menunjukkan KTP dan SIM miliknya di rumahnya di Jalan Sangadi, RT 24 RW 8, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (16/12/2019)

Nextren.com - Pria 57 yang tinggal di Jalan Sangadi, Desa Wonomulyom Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur selalu menjadi perhatian menjelang natal.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang sampah tersebut memiliki nama unik yakni Slamet Hari Natal.

Oleh keluarganya, pria tersebut dipanggil Slamet.

Namun oleh temannya ia kerap disapa Slamet Yesus dan ada yang memanggilnya natal.

Padahal Slamet adalah seorang muslim.

Baca Juga: Dinilai Mengancam Keamanan, TikTok Dilarang di Lingkungan Tentara AS

“Saya dijuluki Slamet Yesus. Waktu SMP saya dipanggil Natal, bukan Slamet,” katanya saat ditemui Kompas.com, Senin (16/12/2019).

Kelahiran dibantu bidan Kristen Jawi Wetan

Slamet lahir pada 25 Desember 1962 di Rumah Welasasih milik Bu Kis Kiyo, seorang bidan di Desa Kebonsari, Tumpang. Bu Kis Kiyo beragama Kristen Jawi Wetan.

Dari cerita ibunya, Ngatinah, nama Slamet Hari Natal berasal dari Bu Kis Kiyo, bidan yang membantu kelahirannya.

Saat itu, orangtuanya kesulitan cari nama.

Kata Selamat pun diganti Slamet karena lekat dengan logat Jawa.

Baca Juga: Mulai Januari 2020, Barang Impor di E-Commerce Senilai Lebih Dari Rp 42 Ribu Kena Pajak 17,5 persen

“Saya diceritai oleh Mamak saya, kenapa saya diberi nama Slamet Hari Natal karena saya lahir pada saat Natal. Kebetulan yang menangani kelahiran saya orang Nasrani, Kristen Jawi Wetan.

Waktu itu bidannya menyarankan dari pada sulit cari nama, kasih saja nama Slamet Hari Natal supaya gampang diingat. Begitu ceritanya,” kata Slamet.

Sering kesulitan urus administrasi

Karena namanya tidak lazim, Slamet mengaku sering kesulitan saat mengurus administrasi karena banyak yang menyangsikan bahwa namanya adalah Slamet Hari Natal.

"Setiap saya mengurus sesuatu yang membutuhkan KTP selalu begitu.

'Ini sungguh-sungguh atau hanya main-main'," kata Slamet menirukan ucapan petugas, saat ditemui di rumahnya, Selasa (27/12/2016).

Baca Juga: Aplikasi Ojek Online Maxim Asal Rusia Jadi Nomor Satu di Play Store, Begini Review Penggunanya

Selain itu biasanya urusannya akan lebih lama karena semua petugas ingin tahu namanya yang tercetak di KTP.

"Setiap ngurus KTP, selalu ada kendala. Orang itu setengah tidak percaya. Kok ada nama seaneh ini. Ada nama kok seperti ini," ungkapnya.

Bahkan ia harus mengirim foto KTP untuk anaknya yang bertugas sebagai prajurit TNI AD di Kalimantan untuk mempermudah pengurusana administrasi.

"Setiap anak saya mengajukan apa, ditanyain orangtuanya. Lalu ditanyain, sungguh ta namanya ini. Sampai KTP saya dikirim ke Kalimantan," ungkapnya.

Baca Juga: Begini Cara Melihat 9 Foto Terfavorit di Feeds Instagram Selama 2019

Tak menyesal dengan namanya

Dari pernikahannya dengan Setiyowati, Slamet memiliki tiga orang anak.

Si sulung bernama Arif Wendi Yunianto dan anak kedua adalah Nova Dewi Nur Ayomi Ayu.

Sementara anak bungsunya bernama Guruh Teddy yang saat bertugas di Kalimantan Utara sebagai prajurit TNI Angkatan Darat.

Kepada Kompas.com mengaku tak menyesal menyandang nama yang tak biasa.

Ia menganggap nama hanyalah tanda yang melekat di dirinya karena yang terpenting adalah perilaku dan tutur katanya.

Baca Juga: Ini Alasan Diblokirnya Situs Streaming Film IndoXXI yang Terkenal di Kalangan Anak Muda

“Bagi saya nama hanya tanda. Baik tidaknya orang bukan dari nama, tapi dari perilaku dan tutur kata,” katanya.

Selain itu ia mengatakan bahwa panggilan yang ditujukan kepadanya tidak dimaksudkan untuk menistakan agama tertentu.

"Di dalam hati saya, agama itu pegangan masing-masing orang. Kalau masalah kemanusiaan, kita bersama," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pria ini Bernama Slamet Hari Natal, Lahir Saat Natal Dibantu Bidan Kristen Jawi Wetan"Penulis: Andi Hartik

Tag

Editor : Wahyu Subyanto