Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo
Nextren -World Wide Web alias WWW jadi salah satu hal paling penting dalam perkembangan internet sampai saat ini.
WWW hampir selalu muncul di alamat situs internet yang ada di seluruh dunia.
Tim Berners-Lee adalah orang dibalik penemuan WWW hingga menjadi sukses seperti sekarang.
Baca Juga: Bisa Melakukan Tiga Hal dari Tiga Fitur Terbaru Firefox Lite,
Sayangnya kesuksesan internet saat ini justru menimbulkan kekhawatiran dalam dirinya.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN Business, ia khawatir perkembangan internet ini akan memicu terjadinya Digital Dystopia (distopia digital).
Secara harafiah, distopia merujuk kepada kondisi kehidupan masyarakat yang tidak diinginkan atau bahkan sangat menakutkan.
Baca Juga: Pendiri Telegram Ajak Masyarakat Stop Pakai WhatsApp, Alasannya Karena Keamanan Data
Distopia adalah lawan kata dari Utopia yang berarti bayangan kehidupan yang sangat diinginkan.
Dalam kasus ini, ia memperingatkan terjadinya distopia digital jika perusahaan digital gagal mengatasi ancaman cyber.
Beberapa contohnya adalah peretasan, pencurian data, penyebaran berita bohong, sampai kebocoran informasi pribadi.
Baca Juga: Australia Gugat Google Karena Terus Mengambil Informasi Pribadi Penggunanya Secara Diam-diam
"Jika kita gagal mempertahankan web yang bebas dan terbuka, risiko distopia digital tentang ketidaksetaraan dan pelanggaran hak akan terjadi," kata Tim.
Untuk mengatasi masalah ini Tim menyarankan adanya tindakan kolaboratif dari banyak pihak.
Mulai dari pemerintah, pengguna, sampai perusahaan yang bergerak di industri digital.
Mungkin saat ini banyak dari kalian yang belum sadar akan bahayanya dunia digital.
Baca Juga: Penting, Ini 6 Fitur yang Bisa Mengamankan Akun Facebook Kalian
Soal pencurian data misalnya.
Kalian mungkin merasa tidak punya data penting yang bisa dibocorkan ke publik lewat internet.
Tapi bayangkan kalau foto pribadi kalian tiba-tiba muncul dan disalahgunakan untuk tindak kriminal.
Baca Juga: Facebook Resmi Bayar Denda Hingga Rp 70 Triliun Akibat Kebocoran Data
Kasus jual-beli data pribadi juga sering terjadi dan melibatkan perusahaan digital raksasa.
Contoh yang paling populer adalah kasus kebocoran datan pengguna Facebook tahun lalu.
Jutaan data pribadi diduga dijual Facebook ke lembaga konsultan politik Cambridge Analytica.
Baca Juga: Youtube DIdenda Rp 2,4 Triliun Karena Melanggar Privasi Anak-anak
Saat ini Facebook harus membayar denda hingga triliunan rupiah.
Belum lagi banyaknya kasus penyebaran berita palsu atau hoax di media sosial.
Di Indonesia khususnya, berita hoax semacam ini terbukti bisa menimbulkan kehebohan di masyarakat.
Bahkan sampai memunculkan gerakan massa yang cukup meresahkan. (*)
Baca Juga: Cegah Upaya Peretasan dan Penipuan, Instagram Luncurkan Fitur ‘Email dari Instagram’