Marak Transaksi dengan Aplikasi Keuangan, Ini Keuntungan dan Kerugiannya

Jumat, 15 November 2019 | 13:00
The Straits Times

Ilustrasi pembayaran dengan aplikasi keuangan.

Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo

Nextren -Saat ini semuanya jadi serba digital.

Bahkan untuk melakukan pembayaranpun kita bisa melakukannya dengan aplikasi khusus dari ponsel kita.

Aplikasi semacam ini disebut sebagai Financial Technology alias Fintech.

Jenis bisa beragam. Mulai dari sekadar dmpet digital, layanan investasi, kredit, sampai pinjaman online.

Baca Juga: Layanan Streaming Disney+ Telah Rilis Dengan 10 juta Penonton Pertama, Kapan Sampai di Indonesia?

Kemudahan ini pastinya sangat cocok dengan para pemuda generasi milenial yang ingin serba cepat.

Data Kemeterian Koordinator Bidang Perekonomian di tahun 2018 menunjukkan tren kenaikan dalam pemanfaatan fintech oleh milenial.

Angka ini naik secara perlahan tapi pasti sejak ahun 2015.

Pada tahun 2015 milenial menyumbang penggunaan fintech sebesar 21,8 persen, tahun 2016 menjadi 36,7 persen, dan pada 2018 menjadi 64,3 persen seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Ini Contoh 5 Kota Yang Sukses Terapkan Konsep Smart City Oleh Pemerintah

Sama dengan pemanfaatan teknologi di sektor lain, tentunya aplikasi keuangan ini juga memberikan sejumlah keuntungan dan kerugian.

Kepada Kompas.com, perencana keuangan dari OneShildt Financial Planning, Budi Rahardjo menjelaskan plus-minus dari layanan semacam ini.

Mulai dari keuntungannya, yang paling jelas terasa adalah transaksi yang jadi serba mudah dan praktis.

Baca Juga: Tidak Ikut Ramaikan Harbolnas 11.11, Tokopedia Punya Alasan Khusus

"Karena semua serba digital, dimana dalam melakukan semuanya bisa dalam genggaman tangan. Bayar listrik, transfer dan lain sebagainya dan milenial adalah generasi yang suka kepraktisan," ungkap Budi.

Sementara itu, Budi menjelaskan kerugian yang bisa muncul juga tidak kalah besar.

Pertama, munculnya pola konsumtif. Hal ini bisa semakin memburuk dengan banyaknya program promo yang diberikan e-commerce.

Bagi kalian yang sulit mengendalikan nafsu berbelanja, kombinasi kemudahan transaksi dan promo adalah bahaya yang harus dihindari.

Baca Juga: Gerakan Menuju 100 Smart City Jadi Fokus Kementerian Komunikasi dan Informatika

JIka tidak, kalian akan menjumpai kerugian berikutnya berupa kegagalan mengelola keuangan.

Kemudahan yang muncul dari dunia digital ini seringkali membuat kalian lengah dalam mengatur keuangan.

Budi menyarankan kepada kalian untuk melakukan rekapitulasi keuangan.

Baca Juga: Percakapan Tentang Belanja di Twitter Meningkat 2 Kali Lipat Saat Harbolnas

Dokumentasi perbankan dalam bentuk akun fisik juga sangat dibutuhkan untuk mencatat keluar masuknya uang kalian.

" Milenial juga dokumentasi fisik yang mereka harus punya. Misalnya rekening bank asli. Karena jika internet mengalami gangguan, Anda msih bisa bertransaksi secara konvensional," jelas Budi.

Saat ini budaya cashless alias non-tunai memang makin banyak ditemukan di berbagai lapisan masyarakat.

Kami yakin kalian juga jadi salah satu orang yeng mulai meninggalka model transaksi secara tunai. (*)

Baca Juga: Menteri Perdagangan Ajak Ibu-ibu Belanja Produk Lokal di e-Commerce

Tag

Editor : Wahyu Subyanto