Nextren.com - Nilai pertumbuhan ekonomi digital Indonesia saat ini sudah menyentuh angka US$ 40 miliar (sekitar Rp 560 triliun) tahun ini.
Seiring dengan hal itu, marketplace Bukalapak menyelaraskan strategi bisnisnya untuk menciptakan masyarakat inklusif yang tidak hanya berfokus di kota-kota besar, tetapi juga hingga ke daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia.
Hal ini dapat dilakukan melalui warung sebagai salah satu sarana yang terpercaya dalam skala lokal.
Sebagai bentuk dari implementasi strategi itu, Mitra Bukalapak akan menjadi fokus bisnis hingga 5 tahun ke depan.
Baca Juga: E-Commerce ShareSave Milik Xiaomi Resmi Meluncur di Indonesia
Alasannya karena mereka dianggap sebagai platform penggerak utama yang dapat meningkatkan adopsi digital dan inklusi keuangan di masyarakat.
Hal itu bisa dicapai terutama melalui keberadaan warung-warung tradisional yang berjumlah sekitar 6 juta dan tersebar di seluruh pelosok nusantara.
Sejak diluncurkan dua tahun lalu, Mitra Bukalapak kini telah berjumlah lebih dari 2,5 juta, dan mentransformasi lebih dari 1.2 juta warung tradisional di 477 Kota dan Kabupaten di seluruh Indonesia.
Co - Founder dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan “Warung - warung tradisional yang persebarannya hingga ke pelosok negeri merupakan pendorong geliat ekonomi yang berkontribusi terhadap 65 - 70% transaksi ritel Indonesia."
Baca Juga: Naik Angkot di Garut Kini Lebih Pasti dan Tanpa Ngetem Lewat Aplikasi Aksi
Selama dua tahun ini, Mitra Bukalapak telah membantu para pemilik warung tradisional dan masyarakat sekitarnya untuk lebih adaptif dengan teknologi. Melalui Mitra Bukalapak, mereka mengenalkan sistem pembayaran baru kepada masyarakat melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan meningkatkan kapasitas bisnis warung-warung lewat penjualan token listrik, pulsa, dan produk virtual lainnya.
"Kami percaya teknologi itu harus dapat diakses oleh siapa saja dari berbagai latar belakang usia dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya,” tambah Fajrin.
Pada bulan Agustus lalu, Mitra Bukalapak mendukung Bank Indonesia dalam mengimplementasikan QRIS di 1000 Mitra Bukalapak untuk memungkinkan warung-warung tradisional yang tergabung dalam program ini dapat menerima pembayaran Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) seperti Link Aja, Gopay, OVO, DANA dan lainnya.
Baca Juga: Begini Cara Sewakan vila dan Apartemen Lewat Traveloka, Bisa Tambah Penghasilan
Ke depannya, implementasi QRIS akan dilakukan di 10.000 Mitra Bukalapak hingga Desember 2019.
Menyusul pada bulan Oktober, Bukalapak berhasil menjadi marketplace pertama yang bekerja sama dengan Google Bisnisku.
Saat ini, sekitar 95.000 Warung Mitra Bukalapak yang telah mendaftarkan bisnisnya di Google Bisnisku dapat muncul pada halaman pencarian seperti Google Maps dan Penelusuran Google.
Salah seorang pemilik warung Mitra di daerah Kemayoran, Buhari, mengaku sangat senang dengan adanya kesempatan ini,
Baca Juga: Meriahkan Festival Belanja Online 11.11, Xiaomi Diskon Beragam Produknya
“Apa yang saya harapkan bisa jadi kenyataan. Sekarang, warung saya bisa dipromosiin ke jutaan orang di Google. Jadi nambah kenalan, nambah pelanggan, otomatis nambah juga pemasukan,” ujar Buhari.
Bukalapak juga menjalankan program-program kerja sama dengan berbagai pemerintahan demi mendorong terciptanya ekosistem digital di berbagai daerah, contohnya kerja sama dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kemenkeu dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kominfo.
Cakupan utama yang sedang digiatkan adalah pembiayaan pinjaman usaha Mitra Bukalapak yang dikenal dengan program pembiayaan Ultra Mikro (UMi).
Lebih lanjut, Fajrin menambahkan “Warung Mitra yang terjauh saat ini berada di Timika, Papua. Bisa dibayangkan warung tradisional di kota - kota kecil di Indonesia yang tadinya hanya menjual kebutuhan sehari - hari, secara perlahan beralih fungsi sebagai sarana untuk memperkenalkan adopsi digital pada masyarakat sekitar."
Baca Juga: Tidak Lama Lagi Emas Digital Akan Tersedia di e-Commerce untuk Investasi
"Jika hal ini dilakukan secara berkelanjutan, kita membangun masyarakat inklusif yang berperan aktif terhadap kemajuan ekonomi digital Indonesia,” pungkas Fajrin.
Bukalapak sendiri didirikan pada Januari 2010 sebagai sebuah pasar daring (online marketplace).
Saat ini dipercaya oleh lebih dari 70 juta pengguna aktif, lebih dari 5 juta pelapak dan lebih dari 2.5 juta warung serta agen di seluruh Indonesia.