Jaringan Telekomunikasi dan Data XL Axiata di Pelosok NTT Akhirnya Hadir Lewat Skema USO

Senin, 28 Oktober 2019 | 17:47
Ella

Petugas BTS XL

Nextren.com - Selama ini, operator memang lebih banyak membangun jaringan di perkotaan atau kabupaten dengan penduduk yang cukup padat.

Sementara untuk daerah-daerah terpencil, operator terus melanjutkan pembangunan jaringan telekomunikasi dan data melalui skema USO (Universal Service Obligation), seperti dilakukan XL Axiata tahun 2019 ini.

Sebagai informasi, dana USO disumbang oleh pelaku bisnis telekomunikasi sebesar 1,25 persen dari pendapatan usaha. Dana ini disetor kepada pemerintah di setiap kuartal, dan dikelola Kominfo untuk melayani daerah terpencil.

Pembangunan jaringan yang berfokus di area-area terpencil ini sebagai dukungan kepada pemerintah untuk pemerataan dan penyediaan layanan telekomunikasi di daerah yang selama ini belum terjangkau layanan telekomunikasi dan data.

Apalagi hal ini juga selaras dengan rencana XL untuk terus mengembangkan infrastruktur jaringan ke wilayah di luar Pulau Jawa.

Baca Juga: Mengejutkan, Satelit Samsung Space Selfie Jatuh di Pekarangan Rumah

Pembangunan jaringan USO oleh XL Axiata tahun ini mencakup 289 titik di berbagai provinsi yang sebagian besar masuk Kawasan Timur Indonesia (KTI), termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Guna menandai pembangunan jaringan USO di NTT dan KTI lainnya, manajemen XL Axiata dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meresmikan salah satu BTS USO di Desa Aewora, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, NTT, pada hari ini Senin (28/10).

Desa Aewora berada di Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Desa nelayan terpencil ini lokasinya sekitar 75 kilometer dari Maumere, dengan jalanan sempit berliku dan tak sepenuhnya dalam kondisi baik.

Hadir dalam acara tersebut antara lain Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Propinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Aba Maulaka, Direktur Layanan Telekomunikasi & Informasi untuk Badan Usaha Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) KOMINFO, Dhia Anugrah Febriansa, Kepala Balai Monitoring Propinsi Nusa Tenggara Timur, Moh. Syarif Helmi, SE, SH, MM, Kepala Bidang TIK Polda Nusa Tenggara Timur, Kombes Pol. Wahyu Prihatmaka, SH.

Sementara itu mewakili XL Axiata, hadir Direktur Teknologi, Yessie D. Yosetya dan Group Head East Region, Bambang Parikesit.

Baca Juga: Aplikasi InstaSaver Untuk Instagram, Bisa Download Insta Story Plus Fungsi Lainnya

Dalam keterangannya kepada Nextren, Yessie D. Yosetya merasa bangga diberikan kesempatan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi melalui program USO ini.

Ini sejalan dengan visi pemerintah dalam menyediakan jaringan telekomunikasi dan data/internet bagi masyarakat di daerah-daerah terpencil agar mereka segera dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain dan memajukan wilayahnya tersebut. Yessie menambahkan, semua titik BTS USO yang dibangun XL Axiata tahun ini berada di 51 kabupaten, sebagian besar di antaranya ada di Kawasan Tengah dan Timur Indonesia, termasuk Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua.

Pembangunan jaringan USO di titik-titik tersebut telah mulai dilaksanakan sejak Oktober 2019 dan akan tuntas sebelum akhir tahun ini.

Baca Juga: Baru Rilis di Indonesia, Black Shark 2 Pro Langsung Ludes Dalam Satu Jam

Estella
Estella

Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D. Yosetya( tengah) bersama dengan Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi Untuk Badan Usaha (BAKTI) kominfo, Dhia Anugrah Febriansa ( kiri ) dan Kepala Adat Desa Aewora, Anton David Dalla meresmikan BTS USO di desa Aewora, kab. Ende. Senin (28/10)

XL Axiata mengklaim menjadi operator telekomunikasi pertama yang on air jaringan USO di 2019.

Adapun dari seluruh 289 BTS USO yang dibangun merupakan BTS 4G.

Langkah untuk membangun jaringan USO diharapkan bisa berlanjut di tahun 2020 di area yang semakin luas.

Menurut Yessie, XL Axiata juga akan mengelola dan mengembangkan semua jaringan USO yang dibangun menjadi jaringan yang benar-benar mampu melayani masyarakat semaksimal mungkin agar memberikan nilai ekonomi dan bisnis.

Maka seiring dengan pembangunan jaringan USO ini, juga akan dibangun ekosistem pendukung sehingga masyarakat setempat semakin mudah mengakses dan memanfaatkan semua jenis layanan.

Baca Juga: Telkomsel Ingin Buka Blokir Netflix di Indonesia, Karena Ada 4 Juta Pelanggan Berusaha Membuka Lewat Beragam Cara

“Area luar Jawa, memiliki potensi perluasan jaringan terutama karena penggunaan data internet yang sangat tinggi."

"Berdasarkan data APJII, pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan hingga 500% dari 29 juta menjadi 171 juta, di mana 44% penggunanya berada di luar Jawa dan akan terus bertambah."

"Dengan potensi ini, tentunya kami sangat optimis untuk mengembangkan potensi bisnis terutama data di area luar Jawa, termasuk area-area jaringan USO,“ imbuh Yessie. Sebelumnya pada tahun 2017 dan 2018, XL Axiata juga telah mulai membangun jaringan USO di sejumlah daerah, antara lain Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Sambutan masyarakat di semua area titik BTS berada sangat positif.

Baca Juga: Hacker Jogja Peras Rp 51,5 Miliar Dari Perusahaan Amerika, Ternyata Begini Modusnya

Data trafik yang tercatat di setiap BTS juga menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan sejak pertama kali beroperasi hingga saat ini, yaitu rata-rata antara 11% - 15%.

Selain itu, jumlah masyarakat yang memanfaatkannya juga terus bertambah.

Ini berarti masyarakat telah mendapatkan manfaat dari keberadaan jaringan USO tersebut, termasuk juga aparat pemerintah setempat dalam memberikan layanan kepada warganya.

Karena itu, rencananya kualitas jaringan akan ditingkatkan menjadi 3G.

Selain jaringan USO, XL Axiata sudah hadir di NTT sejak tahun 2017 di 22 kota/kabupaten di Nusa Tenggara Timur, dengan dukungan total sekitar 1.000 BTS.

Khusus jaringan 4G, sudah masuk ke 19 kota/kabupaten, dengan lebih dari 200 BTS.

Baca Juga: Startup Servis Elektronik Perbaik.in, Teknisi Bisa Dipanggil ke Rumah

Kota/kabupaten yang sudah terlayani jaringan data XL Axiata adalah Alor, Belu, Ende, Flores Timur, Kota Kupang, Kupang, Lembata, Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Nagekeo Ngada, Rote Ndao, Sikka, Sumba Barat, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Sabu Raijua, Sumba Barat Daya, Malaka, dan Sumba Tengah.

Total jumlah pelanggan lebih dari 65 ribu dan 90% nya adalah pelanggan yang aktif menggunakan data.

Secara total, saat ini XL Axiata memiliki pelanggan sebanyak 56,6 juta pelanggan, dan diperkuat dengan lebih dari 127.000 BTS termasuk lebih dari 53.000 BTS 3G dan lebih dari 37.000 BTS 4G.

Jaringan 4G LTE saat ini sudah mencapai lebih dari 408 kota/kabupaten di berbagai wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Pabrik Prosesor ARM Tegaskan Teknologinya Bukan Milik AS, Siap Bekerja Sama Dengan Huawei Pemanfaatan layanan data Bersamaan dengan peresmian beroperasinya jaringan USO dan bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, Bambang Parikesit melakukan siaran langsung wawancara dari desa Aewora dengan Radio PPI Dunia menggunakan fasilitas Skype dengan koneksi jaringan 4G.

Siaran ini merupakan bagian dari kerjasama XL Axiata dengan Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Wantannas) dalam rangka mendukung pelaksanaan program Bela Negara.

Radio PPI Dunia merupakan radio berbasis internet yang diinisiasi dan dioperasikan oleh perkumpulan pelajar dan mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di berbagai belahan dunia.

Selain itu, digelar pula kegiatan sosialisasi dan edukasi pemanfaatan layanan data secara produktif kepada masyarakat Desa Aewora dan sekitarnya.

Kegiatan tersebut meliputi sosialisasi penggunaan aplikasi Laut Nusantara bagi warga nelayan setempat.

Baca Juga: Dua Video Klip Penyanyi Top Ini Ternyata Hanya Direkam Dengan Hape

Sosialisasi diikuti oleh lebih dari 40 nelayan, yang diharapkan para peserta selanjutnya akan mengajarkannya kepada kelompoknya masing-masing.

Penggunaan suatu aplikasi digital yang bisa membantu menunjukkan lokasi keberadaan ikan adalah sesuatu yang sangat baru bagi mereka, sehingga akan terus dilakukan sosialisasi program kepada daerah dengan komunitas nelayan di wilayah NTT. Selanjutnya, diberikan pula edukasi pemanfaatan layanan digital bagi masyarakat setempat, terutama kaum perempuan, melalui program edukasi Sisternet.

Edukasi ini antara lain meliputi pelatihan tentang bagaimana agar orang tua dapat menjadi sahabat anak di Era Digital, kapan seharusnya anak boleh bermain gadget serta bagaimana mengatasi anak yang kecanduan gadget (walaupun bermain gadget secara tidak online).

Baca Juga: TikTok Bantah Tuduhan Jadii Mata-mata Tiongkok, Ini Penjelasannya

Dari pelatihan yang diikuti 40 orang termasuk istri nelayan dan ibu rumah tangga lainnya di Aewora dan sekitarnya, diharapkan masyarakat sekitar mampu memahami tips mendidik anak di era digital, pemanfaatan gadget serta tepat bagi anak serta bagaimana menanggapi dampak dari perkembangan teknologi untuk diarahkan mencapai dampak positif.

Pada akhirnya, hal itu akan bisa mendukung upaya masyarakat meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat setempat.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto