Menkominfo Rudiantara Ajak Bicara Robot AI Tercerdas di Dunia Lalu Tunjukkan Kelemahannya

Rabu, 18 September 2019 | 19:34
KOMPAS/ HENDRA A SETYAWAN

Sophia mengunjungi Indonesia du acara CSIS Global Dialogue

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mendorong penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelegence (AI) dalam layanan publik pemerintahan.

"Terutama dalam penggunaan chatbot sebagai customer service," ungkapnya dalam acara Youth Dialogue 2019 di Jakarta, Selasa (17/09/2019).

Menurut Menteri Kominfo seperti dilansir dari situs resmi Kominfo, kelebihan AI adalah bisa penyelesaian tugas yang berulang dan menyimpan dalam bentuk Que Card.

Baca Juga: Gawat! Beberapa Pekerjaan Ini Terancam Hilang Karena Kehadiran AI dan Robot

Meskipun demikian, menurut Menteri Kominfo memang ada kelemahan AI saat ini.

Hal itu ditunjukkannya saat mengajak bicara Robot Sophia, robot tercerdas di dunia, dalam perhelatan mengenai perkembangan teknologi AI itu.

Awalnya, Menteri Rudiantara bertanya soal hubungan asmara antara robot dengan manusia.

Robot Sophia menjawab itu memungkinkan dan zaman sekarang sudah ada orang yang menikahi smartphone bahkan hologram, meski robot Sophia sendiri tak tertarik pacaran karena masih muda.

Baca Juga: DJI RoboMaster S1, Robot yang Bisa Jadi Teman Bermain dan Belajar

Kemudian, Rudiantara kembali bertanya soal kencan dan Sophia tampak bingung.

"Sophia tidak paham karena pertanyaan itu tak di-script dan tak ada di Que-Card (kartu pertanyaan)," ungkap Menteri Kominfo tentang kelemahan AI di robot paling cerdas sekalipun.

Mengenai kelemahan AI itu, Menteri Rudiantara menegaskan AI yang menjadi otak robot tidak memungkinkan robot berpikir dan bertindak natural seperti manusia.

"Robot pun tak mampu bertindak dan berpikir natural seperti manusia."

Baca Juga: Robot Kecil ini Mampu Menyembuhkan Penyakit dari Dalam Tubuhmu

kominfo
kominfo

Robot AI Sophia (gaun merah) bersama Kominfo Rudiantara dan Kepala Bekraf

"Stand up comedian tidak dirancang kalimatnya kalau tak pakai Que Card, (Sophia) bisa ngaco jawabannya. Bagaimana pun manusia tak bisa dikalahkan AI," ujar Rudiantara.

Dalam kesempatan itu, Menteri Kominfo menegaskan kembali komitmen pemerintah mengakomodasi perkembangan teknologi dengan pendekatan light-touch regulation.

"Peran pemerintah pun kini bergeser dari sekadar regulator menjadi fasilitator dan akselelator agar memberi jalan ke startup untuk berkembang, sekaligus membantu mempertemukan investor asing dengan lokal," ungkapnya.

Bahkan menurut Menteri Rudiantara, dirinya senang bergaul dengan para developer muda untuk mendengar pendapat mereka. "Saya sekarang lebih banyak bertemu dengan milenials. Kita bicaranya guys, bro, sis, maunya apa," ungkapnya.

Baca Juga: Debat Robot Artificial Intelligence vs Manusia, Siapa Pemenangnya?

Dalam acara yang dihadiri juga oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf itu, Menteri Kominfo Rudiantara juga menjelaskan tentang upaya Pemerintah untuk mengembangkan ekosistem digital dan mendorong anak muda untuk membangun startup digital.

Konferensi CSIS Global Dialogue 2019 mengangkat tema "Harnessing Frontier Technologies through a Redesigned National, Regional and Global Architecture".

Topik yang dibahas meliputi revolusi teknologi, jaringan 5G, keamanan dan etika dalam masyarakat siber, disrupsi dan kompetisi.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya