Ibu Kota Akan Dipindah, Ini Teknologi Keamanan Yang Disarankan Dari Anti Sadap Hingga AI

Jumat, 09 Agustus 2019 | 11:17

Rekomendasi Teknologi Keamanan untuk Ibu Kota Baru, Dari Anti Sadap Sampai Gunakan AI

Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo

Nextren.com -Wacana pemindahan lokasi ibu kota negara Indonesia sepertinya akan segera jadi kenyataan.

Presiden Joko Widodo sudah mengonfirmasi kalau ibu kota negara akan dipindahkan ke pulau Kalimantan meskipun belum jelas kota mana yang akan jadi tujuan.

Bukan sekedar memindahkan pusat pemerintahan, tentunya pembangunan infrastruktur berbasis teknologi juga akan dipersiapkan oleh pemerintah.

Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI) bersama PT. Professtama Teknik Cemerlang (Professtama) menyampaikan dukungan mereka soal rencana ini.

Kedua pihak bahkan memberikan rekomendasi teknologi keamanan yang bisa diaplikasikan di ibu kota baru nanti.

Berikut ini adalah empat rekomendasi teknologi kemanan untuk ibu kota dari ATISI dan para pelaku industri teknologi kemanan di Indonesia.

Baca Juga: Saat Hape Bekas dan Teknologi AI Dipakai Google Untuk Lindungi Hutan di Sumatera Barat

1. Anti Penyadapan dan Pencurian Data

Mengutip dari Tribunnews.com, Ketua Umum ATISI Dr. Sanny Suharli menegaskan teknologi anti penyadapan dan pencurian data mutlak harus dimiliki.

Hal ini terutamanya harus tersedia dalam hal pertahanan terhadap celah keamanan (backdoor code).

Lewat backdoor code, akses ke CCTV bisa diretas tanpa perlu kata sandi.

Akibatnya banyak terjadi pencurian data berupa rekaman video penting yang sifatnya rahasia terkait dengan pemerintahan.

Baca Juga: Duh! Data Pribadi 2000 Jurnalis dan Content Creator E3 Bocor!

2. Sistem Keamanan Berlapis

Ibu kota juga wajib memiliki sistem keamanan berlapis terutama di sektor cyber.

Sistem keamanan yang diharapkan hadir adalah sistem yang memiliki Next Generation Firewall (NGFW), penyimpanan logaritma jangka panjang, sistem intelijen pendeteksi ancaman aktif, kemampuan analisa dan visibilitas aktual, serta penanganan ancaman secara otomatis.

Sejumlah masukan ini berdasarkan pendapat dari Richard Baker, direktur utama dari Red Piranha yang merupakan perusahaan keamanan cyber dari Australia.

Baca Juga: FaceApp, Aplikasi yang Tengah Viral ini Dihantui Celah Keamanan

Gambaran CCTV di ruang publik

3. Peningkatan Jumlah dan Kualitas CCTV

Soal yang satu ini, Presdir Professtama, Irwandi Salim, punya pendapat sendiri.

Masih dari Tribunnews.com, menurutnya ibu kota baru nanti idealnya punya 100 CCTV per 1 kilometer persegi.

Bukan cuma itu, sistem ini juga akan semakin baik jika didukung dengan kamera CCTV 360 derajat lengkap dengan fitur sensor suhu dan nightvision.

Selain itu fitur pendukung seperti anti korosi, api, dan ledakan juga diperlukan untuk kondisi genting.

Baca Juga: YI Outdoor CCTV Membantu Untuk Mengawasi Rumah Saat Ditinggal Mudik

4. Face Recognition dan Artificial Intelligence (AI)

Scottie Kim, CEO Jisung Protech, menerangkan kalau teknologi seperti ini seharusnya sudah jadi keharusan.

Apalagi untuk sebuah kawasan ibu kota yang juga menjad [usat pemerintahan negara.

Dengan teknologi ini, pemerintah pusat bisa mendeteksi wajah dan mencocokkan dengan bank data kependudukan secara akurat.

Baca Juga: Penjelasan Kemenperin Tentang Hape yang IMEI-nya Tidak Terdaftar Resmi

Penggunaan teknologi Face Recognition untuk keamanan

Jisung Protech sendiri sudah menciptakan teknologi seperti ini dengan kecepatan respon hingga 3 detik.

Nah, itu tadi beberapa rekomendasi teknologi kemanan yang sebaiknya ada di ibu kota baru kita nantinya.

Tentunya penggunaan teknologi ini juga sejalan dengan program Industri 4.0 yang sedang dicanangkan oleh pemerintah.

Baca Juga: Badan Riset Pemerintah Tiongkok Keluarkan Nilai 37 Proyek Blockchain

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber : Tribunnews.com

Baca Lainnya