BMKG Konfirmasi Kabar Kondisi Kritisnya Patahan Sunda Sebagai Hoax

Senin, 05 Agustus 2019 | 13:45
Tribunnews

Kabar Kondisi Patahan Sunda yang Kritis Terbukti Hoax, Ini Penjelasan BMKG

Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo

Nextren.com -Jumat (2/8/2019) lalu gempa dengan kekuatan 6,9 SR mengguncang Banten dan sekitarnya.

Getaran gempa ini bahkan juga dirasakan hingga Bandung dan Yogyakarta.

Setelah gempa besar ini terjadi, sempat beredar kabar kalau saat ini kondisi patahan Sunda sedang dalam kondisi hampir kritis.

Kabar yang cepat beredar lewat aplikasi chatting Whatsapp ini jelas menimbulkan kekhawatiran pada diri masyarakat.

Baca Juga: Awas! Polisi Bisa Telusuri Grup WA yang Sebar Hoax-Ujaran Kebencian, Begini Prosedurnya

Apalagi kabar ini juga mengatasnamakan Grup Geologi ITB dan tampak sangat valid.

Berikut kutipan pesan yang beredar di Whatsapp tersebut.

"Jarak antar gempa semakin pendek dan tiba-tiba aktifnya gunung Tangkuban Parahu, bisa jadi merupakan indikasi akumulasi energi patahan Sunda (Sunda Megathrust) hampir mencapai titik kritis.

Jika atas seizin Allah SWT tercapai titik tersebut, gempa yang selama ini dikhawatirkan dengan besar - 9 skala Richter, berpeluang terjadi.

Baca Juga: Pesan Viral Di Grup WA Tentang Pendaftaran Perwira TNI Ternyata Hoaks!

Bagi Jabodetabek, yang dikhawatirkan adalah aktifnya patahan tersebut memicu pula aktivitas patahan Baribas yang memanjang dari Pasar Rebo hingga Ciputat, serta patahan Lembang di Bandung. Wallahu'alam. Persiapan diri harus dilakukan mulai sekarang."

Kompas.com

Kabar hoax yang menyebar melalui aplikasi Whatsapp

Menanggapi hal tersebut, pihak BMKG yang dihubungi Kompas.com langsung memberi penjelasan.

Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, serta ahli gempa ITB Irwan Meliano terang-terangan menyanggahnya.

Baca Juga: Gempa Banten Bikin Ngeri, Ini 6 Aplikasi Pendeteksi Bencana Gempa Bumi

“Hoaks itu. Siapa bisa tahu itu kritis,” ujar Daryono kepada Kompas.com ketika dihubungi melalui pesan singkat, Sabtu (3/8/2019).

Ia menyebut kalau kalau sampai saat ini masih belum ada alat yang dapat mendeteksi terjadinya gempa bumi, lengkap dengan letak, waktu, dan juga besarnya.

Daryono juga menyanggah peernyataan di pesan tersebut tentang potensi gempa di lokasi lain.

Ahli gempa dari ITB Irwan Meilano juga membantah kalau gempa Banten dan erupsi Tangkuban Parahu sebagai sebuah tanda akumulasi energi Patahan Sunda.

Menurutnya, energi tersebut saat ini masih terkumpul di selatan Selat Sunda sejak ratusan tahun yang lalu.

Lebih lanjut, Daryono menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap berita yang tersebar di media sosial.

Saat ini semua informasi resmi terkait kebencanaan hanya akan disampaikan oleh pihak BMKG dan badan terkait lainnya.

Baca Juga: Cara Ketahui Informasi Gempa Terkini, Cukup Pakai Aplikasi Dari BMKG

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya