Survei Western Digital: 90% Orang Indonesia Lebih Sering Pakai Hape untuk Memotret Daripada Menelepon atau Chatting

Senin, 08 Juli 2019 | 18:06
metro.co.uk

Ilustrasi memotret makanan dengan hape

Nextren.com – Menurut survei oleh DEKA yang dikomisikan oleh Western Digital Corp. berjudul Indonesian Consumer Mobile Habit and Data Management Survey, 67% orang Indonesia pernah kehilangan data di smartphone mereka, yang berujung pada perasaaan kesal.

Lebih dari 80% responden survey telah menyadari pentingnya melakukan back-up data.

Namun, hanya sepertiga dari mereka yang melakukan back-up secara teratur selama sebulan sekali.

Riset ini melibatkan 1.120 responden dari 6 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Medan, dan Makassar.

Baca Juga: Survei 2019: 79 Persen Pelanggan Pilih Kartu Kredit Digital, Ungguli Transfer Bank dan Kartu Kredit Konvensional

“Kehadiran smartphone telah menjadi bagian penting di kehidupan sehari-hari."

"Kita menggunakan smartphone untuk menyimpan dan berbagi tentang kehidupan kita, baik itu mengambil foto atau video untuk berbagi kenangan, atau untuk menjaga hubungan dengan rekan dan kerabat melalui telepon, SMS, atau media sosial."

"Namun saat kita sibuk membuat konten, kerap kali kita lupa untuk melindungi konten penting tersebut,” kata Amy Tan, Direktur Sales Regional Western Digital, saat memaparkan hasil survey tersebut hari ini di GoWork, Setiabudi, Jakarta (8/7).

Seiring dengan meningkatnya penggunaan smartphone, jumlah konten digital mengalami pertumbuhan pesat.

Baca Juga: Survei: 46% Remaja Punya Lebih dari 1 Akun Instagram, Kebanyakan Sembunyikan Identitas Asli

Pada bulan September 2018, tingkat penetrasi smartphone di Indonesia telah mencapai 27,4%.

Angka ini setara dengan kira-kira 73 juta pengguna smartphone di Indonesia.

Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna smartphone terbanyak keenam di dunia.

Oleh sebab itu, tren dalam aktivitas digital dan manajemen data masyarakat urban Indonesia menjadi menarik untuk ditelusuri lebih jauh.

Baca Juga: Survei Online Ungkap Nilai Kado untuk Kekasih di Hari Valentine

way
way

(kiri ke kanan): Veronica Lim - Distribution Sales Manager Western Digital), Merry Tjhin - Channel Sales Manager Western Digital, Marischka Prudence- Content Creator), dan Mamik S. Leonardo - Research Director DEKA) memaparkan riset Indonesia Consumer Mobile Habit and Data Management Survey oleh Western Digital dan SanDisk

Berikut adalah beberapa penemuan menarik dari Indonesian Consumer Mobile Habit and Data Management Survey oleh Western Digital:

1. Sebanyak 97% responden mengandalkan smartphone sebagai gawai utama dalam keseharian mereka.

Responden yang lebih muda cenderung lebih banyak menggunakan smartphone mereka untuk lebih banyak fungsi, mulai dari gaming, navigasi, video streaming, atau berbelanja online.

Menariknya, survey ini juga menunjukkan bahwa smartphone sudah menjadi pengganti ‘kamera’.

Lebih dari 90% responden yang memiliki smartphone mengatakan bahwa mereka lebih sering menggunakan smartphone untuk mengambil gambar daripada untuk menelepon (87%) atau chatting (72%).

Baca Juga: Survey : Banyak Orang Tidak Tahu Tipe Ponselnya Sendiri

Akibatnya, data yang ada pada smartphone hampir seluruhnya terdiri dari foto (98%) dan video (79%).

2. Umumnya, masyarakat Indonesia menggunakan smartphone dengan memori internal 16-32 GB (56% responden). Namun, tentu kapasitas ini tidak akan cukup untuk menampung simpanan foto dan video yang terus bertambah di smartphone.

Survei membuktikan bahwa lebih dari setengah responden mengatakan bahwa mereka hanya memiliki sisa memori 1-3 GB di smartphone mereka.

Baca Juga: Survey 5 Kota Besar Indonesia: Masyarakat Habiskan Rp 1,2 Juta Selama Ramadhan untuk Belanja Online

Kapasitas terbatas ini menyebabkan para responden terpaksa menghapus data untuk mengosongkan kapasitas penyimpanan — dan hampir semua responden yang mengalami masalah ini mengaku merasa kesal saat ponsel mereka kehabisan kapasitas memori.

3. Ada banyak faktor yang menyebabkan para pengguna smartphone kehilangan data mereka.

Beberapa di antaranya adalah memori yang penuh sehingga mereka harus menghapus data, perangkat yang rusak, virus, file yang rusak, atau kehilangan perangkat.

Walaupun sebanyak 67% responden pernah mengalami kasus kehilangan data sebelumnya, hanya sepertiga dari mereka yang rutin melakukan pencadangan atau back up data sebulan sekali (atau lebih).

Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum memiliki rencana atau jadwal back-up yang teratur, padahal back-up merupakan hal yang vital untuk dilakukan di era serba digital ini.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto