Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana
NexTren.com - Terpuruknya nilai uang cryptocurrency Bitcoin yang dimulai semenjak akhir 2018 lalu ternyata tidak hanya membuat investor saja yang merugi.
Dikabarkan penambang atau miner Bitcoin juga terkena dampaknya, karena kini biaya menambangnya lebih besar bila dibandingkan dengan harga Bitcoin yang diperdagangkan.
Biaya terbesar dari penambangan uang digital tersebut berada pada listrik, yang disedot oleh mesin penambang untuk mendapatkan satu Bitcoin.
Baca Juga : Nilai Bitcoin Akhirnya Mengalami Kenaikan Lagi, Setelah Jatuh Terpuruk
Menurut laporan dari analis keuangan JPMorgan Chase & Co., biaya yang harus dikeluarkan penambang untuk bisa mendapatkan 1 Bitcoin adalah sekitar $4060 atau sekitar 56.7 juta Rupiah.
Sedangkan harga Bitcoin yang diperdagangkan saat ini hanya $3600 atau sekitar 50.2 juta Rupiah saja.
Artinya, penambang harus merugi sekitar 6.5 juta Rupiah setiap kali mereka mendapatkan 1 Bitcoin yang akan diperdagangkan.
Melihat tren nilai Bitcoin yang masih sulit untuk merangkak naik, tampaknya pasar penambangan uang digital ini menjadi investasi yang suram.
Namun uniknya tidak semua merugi di kondisi pasar yang terpuruk saat ini, karena tidak semua penambang harus menanggung biaya produksi sebesar itu.
Dikabarkan miner di China mampu menekan biaya penambangannya hanya sekitar $2400 per 1 Bitcoin, atau sekitar 33.5 juta Rupiah.
Miner tersebut mampu menekan biayanya dengan mendapatkan akses listrik yang sangat murah untuk mentenagai mesin mining.