Baca Juga : Twitter Rilis Fitur yang Izinkan Penggunanya Buat Bisa Bernostalgia
Ternyata ditemukan 40 akun yang menunjukkan perilaku ujaran kebencian dan kemudian secara algoritma dihasilkan lebih besar kumpulan data akun terkait.
"Melalui kombinasi metode algoritma yang melibatkan pemilihan fitur statistik dalam kombinasi dengan kurasi manusia, kami akan membuat daftar akun teratas yang terlihat dalam perilaku kebencian di antara pengikut ini," ungkap New America Foundation.
Menurut peneliti, dengan mengolah data dari akun Twitter pada kelompok tersebut dapat dideteksi cuitan kebencian secara real-time.
Selanjutnya, informasi ini akandiolah sehingga akan terlihat topik yang sedang tren dan sumber diskusinya.
Baca Juga : Twitter Kini Tengah Uji Fitur Baru Guna Wujudkan Digital Wellbeing
Semoga saja pengujiannya berhasil dan fitur ini akan segera rilis, agar kasus ujaran kebencian yang tengah marak di media sosial dapat teratasi.
Jika fitur ini berhasil, maka Undag-Undang ITE rasanya cukup dapat bekerja dengan efektif.
Pasalnya, bukti yang akan diberikan juga lebih akurat.
Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam menggunakan media sosial.
Baca Juga : Ajari Pemain Fortnite Curang, Vlogger Ini Kena Gugatan Epic Games