Nextren.com - Gempa besar dan tsunami di Palu menyisakan kesedihan untuk kita semua.Hingga saat ini, tercatat ada 1407 korban meninggal yang telah ditemukan.Dari berbagai informasi yang beredar, diperkirakan masih ada ribuan korban yang belum ditemukan, karena keterbatasan penyelamat dan alat berat.Apalagi ribuan korban tersebut diperkirakan tertimbun dalam reruntuhan bangunan atau timbunan tanah yang membenamkan desa Petobo.
Baca Juga : Cara Mudah Download Video dari Instagram Bagi Kalian yang Gak TahuDalam kondisi seperti itu, tentu saja sangat sulit menemukan korban yang tertimbun, dengan cara biasa.Padahal, dalam bencana alam seperti gempa bumi dan longsoran salju, waktu adalah segalanya. Korban yang lebih cepat dapat ditemukan, dibawa ke tempat yang aman dan perawatan medis, semakin besar kemungkinan mereka selamat.Secara manual, pencarian korban tertimbun longsor biasanya dilakukan menggunakan anjing pelacak.
Baca Juga : Aplikasi Chatting Ini Bantu Kamu Kenalan Sama Bule, Siapa Tahu Jodoh
Namun sebenarnya sudah ada teknologi dari Badan Antariksa Amerika (NASA) yang bisa membantu melacak keberadaan korban tertimbun.Dalam sebuah artikel di situs resmi NASA (22 September 2017), diceritakan kisah penyelamatan korban yang tertimbun reruntuhan bangunan di Mexico.Saat itu, Mexico dilanda gempa besar berkekuatan 7,1 skala Richter, mirip dengan gempa di Donggala, Palu.Saat itu, tim penyelamat di Mexico City menggunakan alat radar seukuran koper dan berat 9 kg, bernama FINDER, yang mampu mendeteksi detak jantung manusia di bawah reruntuhan.
Baca Juga : Membuat Video Kekinian Hanya Pakai Hape dan DJI Osmo Mobile 2Teknologi ini dikembangkan oleh Jet Propulsion Laboratory NASA, Pasadena, California, dan Direktorat Sains dan Teknologi Departemen Keamanan Dalam Negeri di Washington. Sejak 2015, dua perusahaan swasta telah memperoleh lisensi untuk memakai teknologi tersebut. FINDER bekerja dengan mengirimkan sinyal microwave bertenaga rendah - sekitar 1/1000 output hape, melewati celah puing-puing. Cara kerja ini akan mencari perubahan pantulan dari sinyal-sinyal yang memantul kembali dari gerakan kecil, yang muncul dari pernafasan dan detak jantung para korban.
Baca Juga : Membuat Video Kekinian Hanya Pakai Hape dan DJI Osmo Mobile 2
Dalam pengujian, FINDER bisa mendeteksi detak jantung menembus puing atau beton padat setebal 30 kaki (9 meter). FINDER digunakan bersamaan dengan berbagai teknik lainnya, termasuk anjing pelacak terlatih, perangkat penginderaan akustik dan deteksi suhu. FINDER dijalankan menggunakan laptop, dan petugas bisa menentukan kisaran minimum dan maksimum untuk mendeteksi detak jantung di sekitarnya.
Lewat aplikasi, FINDER ini bisa membedakan antara detak jantung manusia dengan hewan atau perangkat mekanis (misalnya alat pacu jantung).Saat FINDER dikerahkan ke Nepal setelah gempa bumi besar pada tahun 2015, alat itu membantu menemukan empat pria terperangkap di bawah pabrik tekstil yang roboh. (*)