Laporan Wartawan NexTren, Hesti Puji Lestari
NexTren.com - Ingatkah kamu dengan peristiwa pembantaian etnis Rohingya di Myanmar beberapa waktu lalu?
Ternyata, para pakar internasional telah menunjuk Facebook sebagai sumber utama misinformasi dan pidato kebencian yang memicu kekerasan minoritas di Myanmar loh.
Atas 'dosanya' ini, akhirnya Facebook menebus dengan satu cara yang bisa dibilang efektif.
(BACA:Pengguna asal Kanada Udah Ketahuan Pakai Google Pixel 3XL)
Dilansir dari CNN, Facebook telah melarang 20 organisasi serta beberapa orang di Myanmar untuk menggunakan layananya.
Bahkan, salah satu di antaranya adalah Panglima Militer Myanmar, Jendral Aung Hlaing.
Perusahaan Mark Zuckerberg ini mengakui bahwa pihaknya juga cukup lamban dalam mencegah ujaran kebecian.
(BACA:Paket Isi Pulsa Ini Langsung Jadi Kuota, 10GB Cuma Rp 50 Ribu)
"Kami ingin mencegah mereka menggunakan layanan kami untuk lebih mengobarkan ketegangan etnis dan agama," kata perusahaan itu dalam pernyataannya.
Pemberlakuan aturan ini ditegaskan Facebook saat Perserikatan Bangsa-Bangsa menemukan bukti bahwa organisasi dan indivicu Myanmar melakukan pelanggaran HAM.
Memang, Facebook telah berjuang selama berbulan-bulan untuk menangani pertanyaan jenis konten yang diizinkan di situsnya.
Layanan ini bahkan telah bekerja untuk memberantas berita palsu menjelang pemilihan presiden AS pada bulan November.
(BACA:Meski Tak Langsung, Donald Trump Akui Media Sosial Kini Banyak Bawa Hoax)
Jadi, Facebook memang tengah berbenah untuk menjadi aplikasi yang bersih nih.(*)