Follow Us

CEO Apple Jamu Jokowi di AS Bahas Timah Bangka

Fatimah Kartini Bohang - Minggu, 18 Oktober 2015 | 11:03
Presiden Joko Widodo
Indra Akuntono

Presiden Joko Widodo

KOMPAS.com — Presiden RI Joko Widodo bakal bertandang ke Silicon Valley untuk pertama kalinya pada 25-29 Oktober 2015. Agenda utamanya adalah bertemu para petinggi perusahaan TI untuk membicarakan investasi teknologi dan peningkatan akses internet di Indonesia.Salah satu agendanya, Jokowi akan mendatangi kantor pusat Apple di Cupertino, California. Dilansir Nextren, Minggu (18/10/2015), dari Reuters, Jokowi akan makan malam bersama CEO Apple Tim Cook dan membahas investasi timah di Indonesia.

Diketahui, Indonesia merupakan eksportir timah terbesar di dunia dengan sumber daya paling banyak di Bangka dan Kepulauan Belitung. Apple disinyalir tertarik dengan portofolio tersebut untuk produk-produknya, seperti iPhone dan iPad."Apple ingin investasi untuk industri timah di Bangka Belitung," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, yang bakal turut serta sebagai rombongan Jokowi. Menurut Luhut, Apple ingin memperoleh timah langsung dari produsen pertamanya.

Selain bertemu bos Apple, Jokowi juga berencana berbicara dengan bos Google, Facebook, dan Microsoft. Bersama Google, Jokowi ingin mendiskusikan distribusi akses internet ke daerah terpencil, seperti Papua.

Sementara itu, bersama Facebook dan Microsoft, Jokowi ingin bekerja sama untuk mewujudkan pendidikan teknologi yang mumpuni di universitas-universitas Indonesia.

Semua investasi yang akan dibicarakan, kata Luhut, akan dibahas secara matang. "Investasi di Indonesia sangat terbuka. Namun, investor juga harus menghormati regulasi di Indonesia," ujar Luhut.

Perjalanan lima hari Jokowi dan rombongan ke AS tak hanya untuk bertemu para perusahaan TI. Jokowi juga bakal bertemu para petinggi Freeport-McMoran Inc untuk melobi perpanjangan kontrak perusahaan raksasa tersebut di Indonesia.

Tak lupa, Jokowi juga akan bertemu dengan Presiden AS Barrack Obama untuk mendiskusikan konflik ISIS.

Editor : Reza Wahyudi

Baca Lainnya

Latest