Follow Us

Seperti Go-Jek, Sopir GrabTaxi Juga Akali Order

Reska K. Nistanto - Jumat, 18 September 2015 | 08:56
Di Jakarta, taksi diperkirakan masuk pada 1930. Meski tak sebanyak di New York, jumlahnya terus bertambah sesuai kebutuhan masyarakat.
shutterstock.com

Di Jakarta, taksi diperkirakan masuk pada 1930. Meski tak sebanyak di New York, jumlahnya terus bertambah sesuai kebutuhan masyarakat.

Akal-akalan aplikasi ternyata bukan hanya bisa dilakukan oleh pengendara Go-Jek melainkan juga oleh pengemudi taksi berbasis aplikasi, GrabTaxi.Seorang sopir taksi yang bergabung dengan GrabTaxi membeberkan perilaku nakal sopir-sopir taksi dalam mengakali aplikasi.Kepada KompasTekno, ES bercerita bahwa cara yang dilakukan sopir-sopir taksi nakal itu ada yang mirip dengan cara pengendara Go-Jek dalam mengecoh aplikasinya, yaitu dengan mengajukan order sendiri atau melalui sesama teman.Selain itu, ada pula cara lain untuk menambah saldo tanpa harus repot-repot mengambil order."Biasanya setelah terima order beneran dari pelanggan, langsung cepet diselesaikan, pencet tombol 'selesai', jadi seperti sudah sampai gitu," kata ES kepada KompasTekno, Kamis (17/9/2015), di tengah perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta.Menurut ES, setelah menekan tombol 'selesai', saldo dan bonus langsung masuk ke dalam akun GrabTaxi milik mereka."Saldonya kan langsung masuk. Enggak usah repot ngantar penumpang, tetapi duit masuk," ujarnya.Namun, cara ini menurut ES memiliki kelemahan. Penimpang akan melihat di layar smartphone bahwa order telah selesai dan diminta memberikan review."Nah, pelanggan kan komplain, taksinya enggak sampai kok dibilang sudah selesai," kata ES.Pelanggan seperti itu banyak yang komplain dan melapor ke GrabTaxi. Menurut ES, komplain-komplain seperti itu langsung ditindak tegas oleh GrabTaxi.Mereka bisa melacak order. Kalau sudah demikian, GrabTaxi, menurut ES, akan memberikan hukuman berupa pemblokiran aplikasi."Di layarnya (smartphone) langsung kelihatan merah, enggak bisa dipakai sama sopir," kata ES.Masa hukuman ini, menurut ES, bervariasi, tergantung pada pelanggaran. Lamanya bisa sampai dua hingga tiga bulan.Jika melihat kedua kasus akal-akalan driver Go-Jek dan GrabTaxi, maka masih ada celah untuk berbuat curang. Sistem aplikasi yang dapat mencegah tindakan-tindakan seperti itu pun dibutuhkan.Melihat banyaknya kecurangan seperti itu, ES merasa tidak heran. Sebab, GrabTaxi juga memberikan bonus yang besar bagi sopir taksi yang bisa mencapai target order tertentu dalam satu bulan. Besaran bonus bisa mencapai Rp 4 juta-Rp 5 juta.

Editor : Oik Yusuf

Baca Lainnya

Latest