nextren.com - Di tengah laju pesat adopsi kecerdasan buatan (AI) dalam dunia bisnis, satu hal tetap tak tergantikan: kebutuhan manusia akan hubungan yang personal dan relevan.
Laporan State of Customer Engagement Report 2025 yang dirilis oleh Twilio menyampaikan fakta yang mencengangkan—meski 94% bisnis di Indonesia merasa telah mempersonalisasi layanan mereka, hanya 72% konsumen yang sepakat.
Bahkan, hanya 10% pelanggan yang merasa interaksi mereka secara konsisten dipersonalisasi.
"Konsumen sekarang tidak hanya ingin dilayani, mereka ingin dipahami," ujar Irfan Ismail, Regional VP Twilio South Asia & APAC, dalam siaran persnya (19/6/2025).
Sentuhan Personalisasi
Twilio mencatat, 90% brand di Indonesia mengalami peningkatan pendapatan berkat AI, terutama melalui personalisasi konten, rekomendasi produk, dan layanan real-time.
Namun, pendapatan bukan satu-satunya tolok ukur. Kepercayaan dan loyalitas justru menjadi taruhan utama.
Sebanyak 93% konsumen Indonesia lebih mungkin membeli dari brand yang menawarkan interaksi personal secara real-time.
Sebaliknya, 87% konsumen tak ragu meninggalkan brand jika pengalaman yang diberikan terasa generik atau tidak relevan.
Ini menjadi sinyal kuat bahwa personalisasi bukan lagi nilai tambah, melainkan kebutuhan mendasar.
Baca Juga: Cara Tingkatkan Kualitas Hidup Sehat dengan Huawei Watch Fit 4 Pro