Industri persenjataan Rusia disebut mampu menghasilkan banyak amunisi untuk perang Rusia dan Ukraina.
"Sejauh yang kami tahu, Rusia masih memiliki basis industri yang cukup besar dan mampu menghasilkan banyak amunisi. Dam mereka masih memiliki banyak amunisi," ujar Rob Bauer.
Baca Juga: Turki Bakal Gabung Sekutu Rusia dan China, Siap Berpaling dari NATO?
Selain terkendala masalah produksi senjata canggih, Bauer mengatakan bahwa Rusia juga terkendala masalah kuantitas pasukan.
Ia menyebutkan bahwa 85% pasukan Rusia telah bertempur di Ukraina.
Hal ini membatasi kemampuan Rusia untuk meningkatkan kekuatan tempurnya dari segi jumlah pasukan dan mobilisasi pasukan.
"Kami melihat jumlah pasukan yang masuk terbatas. Dan satu hal yang kami yakini adalah tingkat pelatihan pasukan itu tidak terlalu tinggi," ujar Bauer.
(*)