Dilansir dari ABC News,pejabat intelijen Korea Selatan mengatakan bahwa peluncuran rudal oleh Korea Utara dianggap sebagai pelanggaran keras terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
Korea Selatan mengatakan bahwa tindakan Korea Utara telah menimbulkan ancaman serius yang merusak perdamaian dan stabilitas nasional.
Pejabat Intelijen Korea Selatan mengatakan bahwa saat ini negaranya mempertahankan kondisi Siaga menjelang pelantikan Yoon Suk-yeol.
Baca Juga: Hacker Korea Utara Lakukan Pencurian Kripto Terbesar di Dunia, Bobol Rp 8,8 Triliun!
Di awal tahun 2022 ini, Korea Utara melakukan pengujian rudal dan senjata nuklir yang jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai perbandingan, rezim Kim Jong Un melakukan 14 pengujian di tahun 2022, sedangkan ia hanya melakukan 4 tes di 2020, dan 8 tes di 2021.
Hal ini menunjukan adanya ambisi besar Korea Utara untuk memperkuat militernya dan memberi ancaman serius bagi negara tetangga, khususnya Korea Selatan dan Jepang.
(*)