Ethereum sebagai mata uang kripto terbesar kedua setelah Bitcoin, harganya juga anjlok 20 persen ke harga 2.500 dolar AS (sekitar Rp 35,8 juta) pada Sabtu (22/1/2022).
Pesimisme di benak investor dan para trader ikut memengaruhi harga ekuitas dan aset dalam bentuk Bitcoin, seperti dikatakan Kepala Analis Pasar di AvaTrade Naeem Aslam, .
Penurunan harga Bitcoin itu menurut Aslam juga dipengaruhi upaya bank sentral Rusia yang melarang aktivitas penambangan dan aktivitas cryptorurrency.
Ternyata setelah larangan China, Rusia juga sudah melarang aktivitas terkait cyptocurrency sejak tahun 2021 lalu.
Nah, apakah kini saatnya serok harga bawah atau malah berpotensi anjlok lagi ke depannya?
Hati-hati dan analisa lebih lanjut ya!